Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali menggelar Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Manifesto.
Pameran ini diinisiasi dan digelar oleh Galeri Nasional Indonesia secara konsisten setiap dua tahun sekali. Manifesto kali ini hadir sebagai gelaran ke-8 dengan mengangkat tajuk Transposisi.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan melalui Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Manifesto VIII ‘Transposisi’, diharapkan para perupa memiliki kepekaan yang tajam. Utamanya membuat seni rupa memiliki posisi dan peran krusial yang mampu berkontribusi positif dalam kehidupan masyarakat dan mendorong kemajuan zaman.
“Semoga karya-karya dalam pameran ini juga mampu menggugah para apresiator untuk turut mendukung perkembangan dan kemajuan seni rupa serta berkontribusi bagi masa depan Indonesia,” tuturnya.
Pameran Manifesto VIII ‘Transposisi’ menampilkan karya 108 perupa Indonesia (perorangan dan kelompok), masing-masing menyuguhkan 108 karya yang dipilih berdasarkan hasil seleksi kurasi karya-karya dari 613 calon peserta yang mengajukan melalui undangan terbuka (open call).
Karya-karya tersebut berupa lukisan, grafis, drawing, mural, patung, instalasi, found object, kolase, kriya tekstil, fotografi, seni digital, video art, animasi, video mapping, dan virtual reality.
Seperti diketahui Pameran Manifesto diselenggarakan pertama kali pada tahun 2008 dalam rangka menyambut peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Berlanjut Manifesto kedua “Percakapan Masa” (2010), Manifesto #3 “Orde dan Konflik” (2012), Manifesto No.4 “Keseharian” (2014), Manifesto V “Arus” (2016), Manifesto 6.0 “Multipolar: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi” (2018), Manifesto VII “Pandemi”, dan sekarang Manifesto VIII “Transposisi”.
Manifesto sendiri memiliki tujuan untuk memetakan perkembangan seni rupa di Indonesia, yang kemudian diwujudkan sebagai manifesto atau pernyataan sikap dalam ekspresi seni rupa.
Penyelenggaraan Manifesto tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, khususnya terkait dengan lokasi pameran yang kali ini bertempat di Galeri Nasional Indonesia (GNI) dan gedung bersejarah STOVIA (kini disebut Museum Kebangkitan Nasional), Jakarta. Relasi kedua lokasi itu menyegarkan kembali gagasan awal penyelenggaraan Pameran Manifesto kali pertama (2008) sebagai peringatan momen satu abad gerakan Kebangkitan Nasional Indonesia (sejak 1908).
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Manifesto VIII “Transposisi” yang dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, Suwarno Wisetrotomo, Citra Smara Dewi, dan Teguh Margono.
dapat dikunjungi publik mulai 27 Juli hingga 26 Agustus 2022.
Pameran ini digelar di dua tempat: di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, buka setiap hari (kecuali hari libur nasional), pukul 10.00-19.00 WIB, registrasi di situs web https://gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami
Dan Museum Kebangkitan Nasional, buka hari Selasa-Minggu (kecuali hari libur nasional), pukul 08.00-16.00 WIB, registrasi di situs web https://muskitnas.net/.
Selain digelar secara luring, publik juga akan bisa mengakses 360 pameran ini di situs web https://gni.kemdikbud.go.id