Festival Adat dan Budaya Nusantara I digelar di Bali pada 16 hingga 19 Agustus 2022. Sebanyak 211 kerajaan dari seluruh nusantara yang tergabung dalam Masyarakat Adat Nusantara (Matra), dan 30 kerajaan dari mancanegara ikut dalam festival itu.
Festival Adat dan Budaya Nusantara yang pertama kali diadakan ini adalah upaya memperkuat silaturahmi kerajaan dan lembaga adat sekaligus menggali potensi ekonomi serta menunjukkan kepedulian pada ketahanan adat dan budaya nusantara.
Acara itu diikuti 211 kerajaan di wilayah Indonesia dan 30 kerajaan di dunia. Di antaranya dari Filipina, Bhutan, Malaysia, Brunei, Singapura, Nepal, Uganda, Ghana, Jepang, dari Hawaii, Laos, Spanyol, Uganda, Gana, Kongo, Suriah, dan Lebanon. Festival Adat Budaya Nusantara itu dipusatkan di Alun-alun Semarapura Kabupaten Klungkung, Bali.
Mangku Alam II mengatakan organisasi ini dibentuk pada tahun 2016 dan secara resmi dideklarasikan di Candi Borobudur pada Juli 2017. Pembentukannya bertujuan untuk melestarikan dan menguatkan adat dan budaya yang tumbuh di nusantara. Untuk mencapai tujuan ini, Matra ingin menggelar sebuah kegiatan yang nantinya menjadi brand organisasi dan bisa dilaksanaan secara berkelanjutan.
“Akhirnya tercetuslah gagasan untuk melaksanakan festival adat dan budaya nusantara dan untuk pertama kalinya kita laksanakan di Bali, tepatnya di Puri Klungkung,” ujarnya.
Selain untuk mengikuti festival adat dan budaya nusantara, para raja juga akan menyaksikan pelantikan Andi Bau Malik Baramamase Tatukajanangan dari Kerajaan Gowa yang menggantikan Mangku Alam II menjadi Ketua DPP Matra.
Dipilihnya Bali sebagai tuan rumah acara, selain ingin membangkitkan pariwisata yang terdampak pandemi dalam 2 tahun terakhir, juga karena Pulau Dewata memiliki kekayaan adat dan budaya kerajaan ataupun masyarakat adat yang masih terpelihara dengan baik, serta saling bersinergi dan tetap lestari hingga kini
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi enyelenggaran festival tersebut, sebagai upaya melestarikan budaya dan ajang silaturahmi antar kerajaan dan lembaga adat di Tanah Air.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataanya di Jakarta, Kamis (18/8), menjelaskan melalui pariwisata, budaya dapat dilestarikan dan diapresiasi. Di sisi lain, budaya dapat menjadi ciri destinasi dan atraksi wisata yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan perekonomian lokal.
“Atraksi budaya bisa sebagai daya tarik wisatawan, sehingg berbagai potensinya dapat menggerakkan ekonomi masyarakat dan membuka peluang kerja,” ujarnya.