Setelah pandemi global yang berlangsung selama dua tahun ke belakang ini, mungkin banyak pertanyaan terkait bagaimana dunia seni dapat bertahan? Atas pertanyaan inilah, Art Jakarta kembali membuka “Art Jakarta 2022” dengan konsep “Let’s meet again in real life”.
Pameran ini berlangsung 26-28 Agustus 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta dengan menggandeng banyak seniman yang karyanya akan hadir dalam pameran ini.
Di antaranya yang muncul dalam sneak peak trailer adalah Ashley Bickerton (Gajah Gallery), Irfan Hendrian (Sullivan + Strumpf), Dian Suci (YIRI ARTS), Vipoo Srivilas (SAC Gallery), dan Sang Soo-Lee (Gallery YEH). Trailer ini juga dipercantik oleh suara khas Hindia dengan lagu “Untuk Apa/Untuk Apa?”.
Setidaknya ada Sembilan Segmen di Art Jakarta 2022. Beberapa segmen ini terbuka bagi galeri seni dari beberapa daerah di Indonesia dan internasional. Sementara itu, beberapa lainnya merupakan kolaborasi dengan perusahaan dan/atau institusi swasta.
Kesembilan segmen itu terdiri dari Art Jakarta Galleries yang melibatkan 62 galeri seni yang sudah menjadi tamu rutin Art Jakarta maupun tampil perdana di acara tersebut.
Segmen AJ1 merupakan segmen baru dengan tujuan untuk memfokuskan pameran solo terkurasi dari galeri internasional sekaligus memberikan kesempatan bagi seniman internasional dalam kenormalan baru.
Ada juga segmen baru Bali Art Scene yang berfokus pada pameran seni untuk sejumlah galeri seni asal Bali, yang bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi bagi seniman kontemporer lokal yang terdampak pandemi, sekaligus menunjukkan situasi terkini seni rupa Bali.
Lalu, Art Jakarta Spot yang menjadi ajang presentasi spesial bagi sejumlah instalasi yang ditujukan khusus untuk gelaran acara tersebut. Segmen ini menghadirkan 15 karya yang dipamerkan di sejumlah lokasi dalam Art Jakarta 2022, Beberapa partisipannya adalah Heri Dono, Jompet Kuswidananto, Nyoman Nuarta, dan lainnya.
Selain itu, ada juga segmen AJX dengan empat sub-segmen dari sejumlah perusahaan dan institusi swasta; SCENE yang menjadi ajang bagi kolektif seniman dan lembaga nirlaba yang ingin menggalang dana dengan melibatkan 29 institusi dan organisasi.
Mereka menghadirkan beberapa rangkaian talk show pada 27-28 Agustus; Art Jakarta NFT, Art Jakarta Talk, dan Art Jakarta Play untuk mengajak anak-anak dalam edukasi seni.
Art Jakarta 2022 juga menggandeng sejumlah perusahaan dan institusi swasta seperti UOB, Tumurun Museum, Bibit, dan Cohort untuk menyuguhkan karya seni mereka ke masyarakat.
UOB membuka UOB Art Space dan memamerkan beberapa karya dari kompetisi tahunan UOB Painting of the Year dan koleksi pribadi perusahaan.
Nantinya, ruang UOB Art Space akan memamerkan sejumlah karya khusus bagi artis di sana, ada juga pengenalan karya lukisan dari Meliantha Muliawan, pemenang kompetisi UOB Painting of The Year regional Asia Tenggara pada 2021.
Tumurun Museum menghadirkan lukisan yang dimilikinya di bagian VIP Lounge Art Jakarta 2022. Institusi yang berfokus pada pendidikan seni itu akan menghadirkan koleksi eksklusif yang dibuat dari maestro hingga seniman muda yang tengah naik daun.
Bibit, startup aplikasi keuangan ini memamerkan karya eksklusif dari Marco Cassani. Karya dari seniman tersebut dikonfirmasi sebagai bagian dari seri karya Fountain, yang memiliki kisah eksplorasi terhadap nilai transformatif dari kebiasaan melempar koin ke dalam air mancur pura di Bali.
Terakhir, ada Cohort yang merupakan perusahaan platform media sosial di bidang seni yang membawakan karya non-fungible token (NFT) bernama The Art Yearbook.
Karya digital ini terinspirasi dari orang nyata yang berkontribusi dalam dunia seni rupa beserta membangun komunitas dalam masa lalu, kini, dan masa depan.
Inklusivitas Art Jakarta terhadap karya dan kolektor NFT kembali dihadirkan melalui segmen Art Jakarta NFT. Segmen ini dibawakan untuk kedua kalinya setelah sukses dijalankan saat penyelenggaraan perdana dalam Art Jakarta Gardens.
Tidak hanya pameran NFT, Art Jakarta juga mengadakan beberapa segmen Talks dengan tema NFT seperti How Can NFT Investors Protect Their Rights? pada 27 Agustus dan Is NFT dead? We are here to stay! pada 28 Agustus 2022.
Setiap tahun, Art Jakarta selalu menyelenggarakan berbagai diskusi yang berkaitan dengan seni. Tahun ini, beberapa tema yang diusung dalam segmen Art Jakarta Talks adalah NFT, keterlibatan institusi swasta, seni dan media sosial, serta beberapa bedah buku dan arsip.
Topik NFT akan hadir dalam dua sesi berbeda, yaitu perlindungan hak cipta investor dan keberlanjutan NFT; lalu ada topik tentang keterlibatan institusi swasta melalui kompetisi seni.
Kemudian topik tentang media sosial sebagai marketplace seni baru; serta topik bedah buku yang melibatkan karya milik seniman FX Harsono dan bedah buku milik Melani Setiawan yang melihat dunia seni Indonesia dalam periode 1977-2022.
Tiket Art Jakarta 2022 sudah mulai bisa dibeli di artjakarta.com