Dunia olahraga Indonesia berduka. Lebih dari 127 orang tewas akibat kerusuhan supporter dalam laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10) malam WIB.
Kerusuhan terjadi setelah tuan rumah Arema FC– ditaklukkan rival bebuyutannya, PersebayaSurabaya, di depan publik mereka sendiri. Lewat drama lima gol, Arema FC dibekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Tak terima tim kesayangan kalah, begitu laga selesai, supporter Arema FC langsung turun ke lapangan dari tribun penonton. Bentrok dengan petugas keamanan pun tak terhindarkan. Massas melakukan perusakan di dalam stadion yang membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
Keadaan yang sudah runyam itu semakin diperparah dengan gas air mata yang dilontarkan petugas keamanan ke arah tribun penonton. Akibatnya, suporter panik. Mereka kemudian berdesakan menuju pintu keluar, hingga ada yang terinjak-injak sesak napas akibat gas air mata.
Akibatnya, 127 orang meninggal dunia. Angka korban bisa berubah karena pembaruan data yang terus berlanjut. Angka tersebut melebihi jumlah korban dari Tragedi Heysel yang terjadi pada 29 Mei 1985 dalam laga final Liga Champions antara Liverpool dan Juventus. Kala itu, tembok Stadion Heysel runtuh dan menyebabkan 39 orang meninggal dunia.
Dua hari berselang, FIFA menjatuhkan hukuman larangan tampil di kompetisi antarklub Eropa kepada klub Inggris selama lima tahun.
Bagaimana dengan tragedi Kanjuruhan ini?
Banyak kemungkinan yang akan diambil FIFA untuk menghukum Indonesia. Mulai pemberhentian kompetisi, pelarangan berkontestasi di level Asia hingga terancamnya keberlangsungan Piala Dunia 2022.
Jika sepakbola Indonesia dilarang berkompetisi di level Asia, maka Persib, Bali United hingga PSM harus didiskualifikasi dari ajang Asia.
Lebih jauh, sanksi bisa saja berupa pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Tentu saja sanksi ini akan berdampak besar bagi Indonesia. Apalagi saat ini seluruh stakeholder tengah berpacu untuk bangkit pasca pandemi.
Di sektor pariwisata, event-event internasional yang digelar di Tanah Air, termasuk event olahraga, menjadi salah satu instrumen penting untuk menarik wisatawan mancanegara.
Piala Dunia U-20 pada 2023 menjadi salah satu event internasional yang diharapkan menyedot banyak turis asing.