Menparekraf Sandiaga Uno yang turut hadir dalam rapat tersebut mengatakan pihaknya bersama kementerian/ lainnya terus memastikan kesiapan penyelenggaraan KTT G20 Indonesia yang akan berlangsung pada 15-16 November 2022. Salah satunya kesiapan akomodasi bagi para delegasi dan tamu yang jumlahnya diperkirakan mencapai 50 ribu orang.
“Saat ini persiapan penyelenggaraan KTT G20 Indonesia sudah hampir mencapai titik kulminasi,” kata Sandiaga.
Sandiaga menambahkan keyakinannya perhelatan G20 ini sudah disiapkan secara matang. Semua kesiapan juga sudah dicek secara detail dan akan dilakukan beberapa simulasi.
“Bapak Presiden akan berkunjung ke Bali dan akan meninjau secara langsung. Kita ingin pastikan bahwa G20 di Bali ini akan berdampak positif kepada ekonomi lokal,” katanya.
Rakor juga membahas soal akomodasi bagi para delegasi. Saat ini kesiapan 24 hotel terus dibenahi dan dipantau. Baik dari segi sumber daya manusia, pelayanan, keamanan, dan juga kesehatan.
“Ini perhelatan yang sangat besar, sangat luar biasa menuntut tingkat keamanan juga tingkat kesehatan. Dan tentunya kebersihan, mulai dari pengeloaan sampah, ketersediaan air, listrik, semuanya sudah kita pastikan dan semua pihak sekarang on alert 100 persen menuju sekitar 45 hari lagi menuju G20,” ungkap Sandiaga.
Persiapan ini, kata Sandiaga, tidak hanya dilakukan terhadap 24 hotel tersebut tapi juga hotel-hotel lain di luar kawasan Nusa Dua. Diperkirakan akan ada 50 ribu peserta baik tamu maupun para pendamping yang akan hadir ke Bali nanti.
“Kita mulai menata agar tidak menumpuk. Ini perlu kita tata karena masih banyak tambahan (peserta) nanti di beberapa pekan terakhir yang harus kita pastikan ketersediaan hotel yang ada di luar kawasan untuk anggota pendamping dari negara-negara G20 ini,” ujarnya.
Menparekraf dalam rakor juga mengatakan pihaknya menyampaikan kesiapan dari spouse program yang dirancang khusus untuk kurang lebih 24 delegasi VVIP atau para spouse tingkat kepala negara. Program tersebut akan mengusung tema “The Journey: Indonesian Sustainable Living Culture”.
Program ini menjadi salah satu strategi promosi pariwisata Indonesia yang efektif karena para peserta spouse program adalah para spouse dari kepala negara anggota G20 yang merupakan global opinion leaders dan influencers terbaik.
“Adapula beberapa etalase yang akan kita tampilkan seperti hutan mangrove dan budaya di beberapa sesi G20. Ini harus bisa membawa kesan yang positif tentang Bali dan kita ingin ini menjadi etalase, mempromosikan Indonesia agar lebih mendatangkan wisatawan yang bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya,” bebernya.