Pagelaran Sabang Merauke yang dibesut sutradara Rusmedie Agus, music director Kikan Namara, koreografer Sandhidhea Cahyo serta digagas iForte dan BCA ini menampilkan pertunjukkan yang spektakuler dan komplit.
“Pagelaran Sabang Merauke merupakan wahana yang tepat bagi masyarakat untuk menyaksikan secara langsung seberapa besar kekayaan warisan budaya leluhur bangsa,” kata Rusmedie Agus seusai gladi resik Pagelaran Sabang Merauke, Jumat (11/11/2022) di Ciputra Artpreuner, Jakarta.
Perpaduan musik, tari, penataan panggung dan tata lampu yang megah sangat memanjakan mata yang menonton. Alhasil Pagelaran Sabang Merauke yang mengusung konsep live performance yang menyajikan 22 lagu yang berisikan 21 lagu daerah dan satu lagu nasional, dan 22 tari tradisional semakin mempertebal keyakinan bahwa kekayaan budaya Indonesia memang luar biasa.
“Pagelaran Sabang Merauke merupakan paduan apik antara musikalitas dan aksi koreografi yang akan mengaduk-aduk emosi penonton baik senang, sedih, tertawa dan bangga telah menjadi bagian dari besar dan sebegitu megahnya kekayaan Ibu Pertiwi,” jelas Rusmedie.
Sutradara kelahiran Sumatera Barat ini mengarisbawahi kata Ibu Pertiwi yang menjadi ide dasar narasi Pagelaran Sabang Merauke.
“Saya lahir di Sumatera Barat yang menganut garis keturunan matrilineal atau ibu. Di sini ibu menjadi energi menampilkan cerita ibu Pertiwi, dimana kita lahir dari rahim yang sama bernama Ibu Pertiwi,” ungkapnya.
“Kami berharap, semua yang menonton pementasan ini bisa pulang dengan rasa bangga telah terlahir di Indonesia,”imbuhnya.
Pementasan pun terasa tambah hidup dan membuat merinding dengan melibatkan enam penyanyi nasional yakni Kikan Namara, Mirabeth Sonia, Christine Tambunan, Taufan Purbo, Alsant Nababan dan musisi generasi muda Swain Mahisa.
Kikan yang tampil sebagai pembuka pagelaran melantunkan lagu Tanah Airku mampu membuat haru dan merinding. Kikan sendiri mengakui rasa haru dan bangga setiap melantukan lagu ciptaan Ibu Soed ini.
“Setiap kali menyayikan lagu Tanah Airku, pasti aku menangis haru dan sekaligus bangga,” kata Kikan.
Dari sisi musikalitas juga semakin menawan dengan kehadiran Batavia Madrigal Singers, dan 46 musisi tradisional dan modern. Sementara itu, nuansa etnik kedaerahan akan semakin terasa berkat Kidung & team di bagian penata musik tradisional serta dukungan dari Ava Victoria & Team Orchestra.
Sentuhan tari tradisional di Pagelaran Sabang Merauke yang dihadirkan empat penata tari tradisional dan modern kenamaan Sandhidea Cahyo Narpati, Pulung Jati, Dian Bokir, dan Rizky Dafin mampu membuat penonton berdecak kagum.
Demi sempurnanya penampilan para penari, koregrafer Sandhidhea Cahyo dkk memandu langsung aksi koreografi dari 144 penari profesional yang berasal dari Yogyakarta, Surabaya, Bali hingga Papua.
“Ini tantangan buat kami menghadirkan koregrafi dengan ratusan penari untuk 22 tari tradisional. Bahkan para penari harus bisa tampil 5 kali dengan beda koregrafi, tapi berkat dukungan mas Rusmedie, mbak Kikan dan semua pihak, semua dapat berjalan lancar,” kata Sandhidhea Cahyo.
Pagelaran ini semakin komplit dan elegan dengan kehadiran adi busana karya desainer dan rumah mode ternama Indonesia yaitu Era Sukamto, Ivan Gunawan, Iwan Tirta Private Collection, Ghea Panggabean, Denny Wirawan, Danny Satriadi, Priyo Oktaviano, Griya Ageman, Sanggar Kancil Art, Opi Bachtiar, Levico Butik, Laxmi Tailor, Rinaldi A. Yunardi, dan Bagas Nitorang.
Kemegahan Pagelaran Sabang Merauke tidak hanya terjadi di dalam arena pementasan. Di luar ruang pertunjukan juga turut diselenggarakan berbagai parade budaya seperti prosesi Palang Pintu khas budaya Betawi yang merupakan simbolisasi Jakarta sebagai tuan rumah. Lalu ada pula cultural fair, pameran lukisan hingga live painting dari seniman-seniman Indonesia.
CEO dan Direktur Utama iForte dan Protelindo Group Aming Santoso mengatakan, Pagelaran Sabang Merauke sengaja digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.
Pagelaran ini ditambahkannya sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah negara besar memiliki banyak warisan budaya peninggalan leluhur bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
“Melihat pagelaran ini rasa cinta saya pada budaya Indonesia semakin bertambah tebal. Pagelaran Sabang Merauke merupakan karya nyata bagi masyarakat khususnya anak-anak muda untuk kembali mencintai kemegahan karya-karya leluhur bangsa,” tutur Aming.
Sementara Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono mengatakan bahwa Pagelaran Sabang Merauke diharapkan dapat menjadi social movement yang mendorong masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih mencintai warisan budaya bangsa.
“Indonesia ini luar biasa. Kita di anugerahi banyak keberagaman mulai dari suku, budaya, agama, adat istiadat yang tersebar di puluhan ribu pulau di Nusantara,” kata Antonius Widodo
“Kami berharap budaya yang merupakan salah satu jati diri bangsa ini bisa selalu berkilau dan tak lekang oleh kemajuan zaman,”sambungnya.
Pagelaran Sabang Merauke yang berdurasi kurang lebih satu jam ini dipandu Indra Bekti dan penyanyi keroncong Endah Laras. Keduanya mampu menyuguhkan guyonan segar sekaligus menghidupkan suasana.
Gambaran besar Pagelaran Sabang Merauke ini dibuka dengan penampilan Kikan Namara melantunkan tembang Tanah Airku.
Berlanjut kemudian persembahan tari Saman dari Aceh diiringi lagu Bungong Jeumpa. Berturut-turut dilantunkan lagu -lagu Kampuang Nan Jauh Di Mato, Injit-injit Semut, Neng In Tawang Ono Lintang, Rek Ayo Rek hingga Sajojo dan banyak lagi.
Persembahan tersebut semakin lengkap berpadu dengan suguhan tarian baik tradisional maupun modern yang atraktif dan energik yang sayang untuk dilewatkan.
Kikan Namara menutup pagelaran dengan Tembang Bendera karya Eross Sheila on 7.
Pagelaran Sabang Merauke sendiri mendapat antusias yang cukup tinggi dari masyarakat. Terbukti, seluruh tiket sudah terjual habis jauh sebelum hari pementasan.
Seluruh hasil penjualan tiket tersebut dikembali lagi ke para seniman melalui Yayasan Kesenian.