“Yang kita lihat saat ini adalah proses membuka fermentasi. Nanti ada fermentasi lagi sekitar 2 minggu sampai 1 bulan. Baru setelah itu ke arah ukur. Abis ukur ke arah sortasi, untuk memisahkan yang cacat, warna dasar, kualiti dan detail warna,” terang Febri Ananta Kahar, CEO BIN Cigar, saat 25 media dari Himpunan Anak Media (HAM) bertandang ke pabriknya di Jember, Jawa Timur, Rabu (23/11).
Lebih lanjut Febri mengatakan, semua proses pengerjaan secara manual alias tenaga manusia dan tidak bisa digantikan dengan mesin.
Yang menarik adalah pekerja di BIN Cigar mayoritas perempuan dan telah berjalan turun temurun. Menurut Febri, ternyata perempuan memiliki keuletan tersendiri dibandingkan dengan kaum lelaki.
“Perempuan itu konsisten, tingkat ketelitiannya tinggi. Beda dengan laki-laki, disuruh kerja begini dua jam pasti udah nggak kelar. Mereka (perempuan) ini mampu bertahan duduk, konsisten dan teliti selama dua jam. Masuk jam 7 istirahat jam 9, masuk lagi jam 10 istirahat jam 12, begitu seterusnya,” terang Febri.
Ia kembali menjelaskan, dari sini dapat dilihat kehebatan seorang perempuan. Selain itu, perempuan mampu menjaga ketenangan dan yang paling terpenting adalah bahwa perempuan itu tidak buta warna.
“Sekitar 1.500 orang yang bekerja hari ini, merupakan regenerasi dari orang tua sebelumnya. Mereka mampu bekerja berdasarkan target, fokus, dan hafal apa yang harus dikerjakan. Sehingga kami pun harus mengerti apa yang mereka mau,” lanjutnya.
Usai menelisik pabrik wrapping, rombongan media pun diajak menyambangi outlet BIN Cigar yang lokasinya tidak terlalu jauh. Kembali, kita pun menemukan fakta bahwa para pekerja di outlet ini mayoritas perempuan. Mereka ada yang bekerja melapis tembakau, dan mengemas Cigar berdasarkan kategorinya.
BIN Cigar saat ini memproduksi 24 merek dan diekspor ke 15 negara. Satu fakta lagi bahwasanya BIN Cigar adalah produsen cigar yang pandai memodifikasi rasa dan meniru rasa cigar kelas dunia dari Kuba. Kuba merupakan produsen utama cerutu. Raja cerutu dunia.
“Kami mempunyai dan mengaplikasikan metode Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Hampir semua cigar yang dikeluarkan oleh Kuba dapat kami tiru, baik aroma maupun rasanya. Kami jagonya memodifikasi dan meniru rasa cigar dari Kuba,” tegasnya.
Untuk sampai memiliki kualitas rasa dan aroma cigar seperti dari Kuba, tim BIN Cigar telah menjalin perjanjian dan ini legal. “Kami anti-fake, kami diajarkan oleh orang Kuba untuk belajar ini. Perjanjian dengan Kuba itu hanya meniru rasa, bukan bentuk dan merek,” ungkapnya.
Untuk itu tak mengherankan, jika BIN Cigar menjadi pemain penting di industri cerutu dunia. Nomor dua setelah Kuba.
Penikmat cigar dunia, jika tidak menemukan aroma dan rasa Cohiba Montecristro (cerutu Kuba yang paling kesohor), mereka dapat dipastikan akan mencari di BIN Cigar.
Aroma wangi tembakau, ternyata berbanding lurus dengan wangi bisnisnya. Selain menguasai market cigar internasional, di skala nasional BIN Cigar menempati urutan kedua sebagai pemain tembakau terbesar setelah Djarum. Dan BIN Cigar merupakan satu-satunya produsen Cigar yang memproduksi cigar berdasarkan pesanan, dan 100 persen buatan tangan. Tepatnya, tangan-tangan perempuan.