Perupa Endang Lestari atau E. Lestari merilis pameran tunggalnya bertajuk: “Nature’s Allure: Reflection on Nature through Archetypal Imagery” di Omah Budoyo, Yogyakarta. Pameran Nature’s Allure yang dibuka untuk umum mulai 9 Desember 2022 hingga 10 Januari 2023 ini merupakan rilis terbaru dari seri #naturamagica, sebuah seri permenungan atas keajaiban yang dimiliki oleh cara alam nmenjadi dan inspirasi dari warisan budaya yang dibuat oleh kreator dari masa klasik Nusantara.
Buat E. Lestari alam tak ubahnya rahim yang menyimpan, mematangkan dan melahirkan; tumbuhan sebagai daya dukung kehidupan, hingga kuburan arca dan pusaka. Ialah pusat orientasi pandangan hidup dan spiritual. Bersama alam dan segala berkahnya tersebut Endang Lestari berkarya. Ia berusaha sedekat mungkin dalam segala sesuatunya; berkarya bak bermimpi secara sadar dengan intuisi yang diasah sebaik mungkin agar alam itu sendiri mekar dan tertuang dalam beragam karya sebab dari sanalah berkah dan karunia lahir untuk mempersembahkan diri pada kehidupan.
Dalam seri ini E. Lestari menampilkan imaji arketipal melalui media khusus keramik yang diungkapkan ke dalam bentuk keramik kepatungan (sculptural ceramic) dan objek. Melalui imaji itu, Lestari ingin leluasa mengeksplorasi alur alam melalui berbagai kemungkinan ekspresi bentuk yang bercorak organik dan relik, selanjutnya Ia membiarkan objek-objek mencari sendiri asosiasi-asosianya. Imaji arketipal itu Ia abadikan melalui pembakaran tanah liat dan pengglasiran sesuai kebutuhan penciptaan bentuk dan alurnya.
Seperti pola alam, karya ini bertumpu pada pola pertumbuhan, eksplorasi yang tak terbatas dari kehidupan dan roh yang menggerakkannya. Karya-karya ini dapat dilihat sebagai responnya atas manusia yang ingin berkontemplasi di tengah kehidupan modern yang kian bertumpu pada kecepatan, materialitas, dan kekosongan.
“Melalui pameran membuka pintu bagi karya-karya, serta bagi banyak pihak, untuk saling menemukan dan mengalami satu sama lain, beragam keindahan sederhana dari alam, dengan segala makna yang dibawanya serta,” ujar E. Lestari.
E. Lestari sendiri dikenal sebagai perupa lulusan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta dan menyelesaikan program Magister di tempat yang sama.
Ia telah mengikuti beberapa pameran dan residensi di Indonesia dan luar negeri, seperti residensi dan pameran, Leichtenstain Trienalle dan bengkel keramik Kunshulle Leichtenstain, Swiss dan Austria. (2021) “Electralogy”, Shigaraki, Jepang, 2011, terpilih untuk berpartisipasi dalam 1st and 2nd Jakarta Contemporary Ceramic Biennale, 2009, 2012 dan finalis Bandung Contemporary Art Awards 2010, “The Forgotten Forest”, Rainforest Fringe Festival , Old Court House, Kuching, Malaysia, 2018. Karyanya “Conversation in Silence, City Lost in Words and Forbidden to Tread on the Grass, diulas dan dijadikan sampul buku dalam buku “Gendered Wars, Gendered Memories”
Bagi pecinta seni yang ingin melihat mahakarya E. Lestari bisa hadir ke Omah Budaya, Yogyakarta pada 9 Desember 2022-10 Januari 2023, mulai pukul 10.00-18.00 WIB (Selasa-Kamis) dan pukul 10.00-22.00 WIB (Jumat-Minggu).