Gaya hidup sedentari meningkat saat pandemi lalu. Kebiasaan baru ini ternyata berdampak besar terhadap kebiasaan ngemil dan kesehatan pencernaan. Kok bisa?
Pertama karena selama menjalani gaya hidup sedentari, frekuensi untuk jajan atau ngemil untuk sekedar kenyang, meningkat. Kedua, selama pandemi terjadi peningkatan kecemasan dan gejala depresi, yang berdampak pada kesehatan pencernaan.
Diketahui motivasi yang paling umum untuk ngemil adalah lapar, budaya makan (kebiasaan jajan atau mencoba jajanan baru), gangguan makan, kebosanan dan kesenangan. Meskipun ngemil telah memiliki “citra buruk”, camilan bisa menjadi bagian penting dari diet. Selama pola ngemil itu untuk memastikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi, ngemil justru disarankan.
Hanya saja kadang kita makan sebagai respon emosi (emotional eating). Pasalnyamakan menyalakan sistem reward di otak yang membuat manusia merasa lebih baik. Nah, ketika ngemil menjadi kebiasaan yang tidak sehat itulah yang menyebabkan atau memperburuk kondisi psikologis dan pencernaan manusia.
Dion Haryadi, PN1, CHC menjelaskan, penelitian modern telah menemukan bahwa usus manusia dapat berkomunikasi 2 arah dengan otak. Inilah yang sering membuat usus disebut sebagai otak kedua manu
“Bersama-sama, dua otak kita memainkan peran kunci dalam penyakit tertentu di dalam tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Tentu saja, otak manusia yang membuat semua keputusan logis dan intelektual, namun otak di usus kita juga ikut berkontribusi pada kesehatan dan emosi kita,” jelas Dion Haryadi dalam keterangan resminya, Jumat (10/3/2023).
Ditambahkan Dr. Dion, bagi yang memiliki kebutuhan untuk ngemil, sebaiknya perhatikan frekuensinya, agar teratur dan terencana.
“Camilan yang baik dan sehat contohnya adalah yang terdiri dari serat seperti buah dan sayur, lemak baik seperti alpukat serta protein seperti yogurt dan telur rebus. Yogurt adalah salah satu makanan ringan yang baik untuk kesehatan. Karena yogurt adalah sumber protein, serat dan kalsium yang penting untuk otot dan tulang yang kuat.”
Selaras hal tersebut Lidwina Tandy, Head of Marketing Dairy Cimory mengatakan, Cimory Yogurt Squeeze 120gr yang mengandung 120Kcal, hadir sebagai solusi praktis dan baik untuk pencernaan, bagi mereka yang doyan dan butuh ngemil. Melalui kampanye “Ngemil No Worry Cuma Cimory”, Cimory Yogurt Squeeze kini hadir dalam kemasan yang lebih kecil 40gr, camilan yang pas untuk kapanpun.
“Berdasarkan riset konsumen Cimory terbaru, Cimory Yogurt Squeeze yang memiliki tekstur creamy smooth, dan merupakan pilihan nomor 1 konsumen untuk kategori yogurt,” jelas Lidwina Tandy.
Sebagai informasi Sejak tahun 2013 Cimory memiliki program Miss Cimory yang memberikan kesempatan bagi ibu-ibu rumah tangga untuk bisa mandiri, produktif dan membantu keuangan keluarga.
Melalui program ini, Cimory dan para ibu rumah tangga, berkembang bersama dengan menyebarkan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi keluarga melalui produk-produk Cimory. Ibu-Ibu Miss Cimory sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 4. 000 ibu di seluruh Indonesia.
Berminat membeli produk Cimory Squeeze 40gr? Sangatlah mudah, cukup mendapatkannya melalui Miss Cimory.
Informasinya lebih lengkapnya dapat membuka Website: https://cimory.com/ dan Instagram: https://www.instagram.com/cimoryindonesia/