Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan Indonesia sebagai pemegang keketuaan KTT ASEAN, terus berupaya mengakhiri perbedaan-perbedaan pandangan dan posisi yang terjadi di Myanmar.
“Kita (Indonesia) membuka enggagement (komunikasi dua arah) sebagai Ketua (ASEAN) seluas mungkin agar kita dengarkan pandangan mereka dan mencoba menjembatani perbedaan-perbedaan posisi,” ujar Menlu Retno saat ditanya soal kontribusi keketuaan Indonesia di ASEAN terkait konflik di Myanmar.
Hal itu disampaikan Retno usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo membahas persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Retno mengatakan konflik yang terjadi di Myanmar memang tidak mudah, namun Indonesia selaku pemegang keketuaan ASEAN akan terus mencoba membangun komunikasi.
Menlu mengungkapkan upaya komunikasi yang dibangun Indonesia dalam keketuaan di ASEAN antara lain melakukan komunikasi dengan pihak militer Myanmar, dengan National Unity Government of Myanmar (NUG), maupun dengan Etnic Armed Groups serta dengan beberapa partai politik yang ada di sana.
“Sebagaimana keputusan KTT sebelumnya, Myanmar akan diundang dalam KTT ASEAN 2023 pada level non-political repsentative karena konflik yang masih terjadi di negara tersebut,” kata Retno.
Ditambahkan Retno bahwa dalam KTT ASEAN akan ada dua sesi pertemuan yakni sesi pleno dan sesi retreat.
Di sesi retreat akan dibahas mengenai implementasi Konsensus Lima Poin soal Myanmar.
Konsensus Lima Poin adalah keputusan para pemimpin ASEAN melalui suatu pertemuan khusus, yang juga dihadiri oleh pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.
“Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar,” ungkap Retno.
Pada sesi retreat pemimpin negara-negara ASEAN, dikatakan Retno akan meninjau Lima Poin Konsensus tersebut.
Retno menegaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, KTT ASEAN tahun ini akan membahas masalah Myanmar, namun prioritas ASEAN tetap terkait bagaimana upaya-upaya mempercepat pembangunan Komunitas ASEAN yang manfaatnya senantiasa ditanyakan oleh masyarakat ASEAN.
“Jadi apa manfaat ASEAN matters bagi rakyatnya, Ini yang harus dijawab pemimpin ASEAN,” tutur Retno.
Puncak KTT ASEAN sendiri akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, tanggal 10-11 Mei 2023. Berbagai persiapan tempat penyelenggaraan acara sudah dilakukan oleh pemerintah.