Titimangsa kembali mementaskan teater tradisi Sudamala: Dari Epilog Calonarang pada 23-25 Juni 2023 di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah.
Pementasan ini dikemas dalam satu tema bertajuk “Satu dalam Cita” yang terdiri atas Pertunjukan Sudamala: Dari Epilog Calonarang (24 & 25 Juni 2023) di Pura Mangkunegaran, Pasar Kangen (23-25 Juni 2023) di Pamedan Pura Mangkunegaran, Royal Heritage Dinner (23-25 Juni 2023) di Pracima Tuin serta kegiatan kebudayaan lain yang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran, Solo.
Produser pementasan Sudamala, Nicholas Saputra dan Happy Salma, telah berbincang dengan Gde Bayu Putra selaku produser pendamping acara, untuk membawa pementasan teater tradisi Sudamala ke luar Jakarta.
Nicholas Saputra dan Happy Salma mengatakan pementasan ini kembali hadir karena pementasan di Jakarta tahun lalu di gedung Arsip Nasional berlangsung sukses dan memiliki nilai pertunjukan yang relevan dengan konteks saat ini.
“Kami bertiga sepakat untuk dapat kembali menyelenggarakan pertunjukan Sudamala di Solo, tepatnya di Pura Mangkunegaran. Karena, tempat ini bagi kami sangat ideal berhubung memiliki nilai sejarah yang tinggi dan sangat terbuka untuk menerima berbagai bentuk kebudayaan yang beragam dan dari wilayah yang berbeda,” ungkap Nicholas Saputra diamini Happy Salma saat jumpa media Pementasan Sudamala di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
“Kisah dan tema masih sama. Perbedaannya lebih pada atmosfir kota Solo yang beda, apalagi pementasannya tepat di bulan purnama,” sambung Happy Salma.
Ditilik dari konteks historis, spirit keberagaman dan kolaborasi itu terlihat jelas dari adanya hubungan erat antara kebudayaan Jawa dan Bali yang bahkan telah dirintis sejak 1929 oleh Tjokorda Gde Raka Sukawati, yang kala itu beranjangsana ke Solo untuk mengikuti Kongres Java Instituut kelima dan menyampaikan orasi tentang kebudayaan Bali.
Atas dasar itulah, Nicholas Saputra dan Happy Salma telah lama menjalin komunikasi dengan pihak Pura Mangkunegaran.
Bak gayung bersambut, Raja Mangkunegaran KGPAA Mangkunegara X menyambut positif pementasan Sudamala di Solo.
“Pada prinsipnya, masyarakat Jawa dan Bali berasal dari akar (roots) yang sama. Di Mangkunegaran sendiri, di era Eyang Buyut saya, KGPAA Mangkunegara VII, banyak sekali dibangun hubungan kebudayaan dengan kerajaan-kerajaan di Bali pada sekitar tahun 1930-40-an,” kata KGPAA Mangkunegara X.
“Kami melihat masa lalu bukan hanya sebagai kenangan, tetapi fondasi untuk masa kini dan masa depan. Pementasan Sudamala yang berkolaborasi dengan Titimangsa bersama para maestro dan seniman dari Bali ini, merupakan bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali hubungan kebudayaan antara Mangkunegaran dan Bali, ” imbuh KGPAA Mangkunegara X.
Untuk tiket Sudamala: dari Epilog Calonarang sendiri dapat dibeli secara online pada laman resmi titimangsa.or.id
Adapun rincian harga tiketnya terbagi atas:
-VVIP: Rp 1.250.000
-VIP: Rp 900.000
-Kelas I: Rp 550.000
-Kelas II: Rp 375.000
-Kelas III: Rp 250.000
-Lesehan: Rp 175.000
Sebagai informasi, Sudamala: dari Epilog Calonarang nanti akan menghadirkan pementasan yang terinspirasi dari pentas tradisi Bali namun berakar dari sastra.
Dalam gelarannya, Sudamala: dari Epilog Calonarang akan menyuguhkan beragam pertunjukan.
Di antaranya tari dan drama, menampilkan karya pahat dan seni rupa, keindahan tata busana serta alunan gamelan Bali yang bernafaskan neo-klasik.
Pertunjukan ini sarat dengan makna utamanya tentang kesadaran akan penyucian dan pembersihan diri maupun alam lingkungan yang berangkat dari drama kisah Calonarang.