Mantra Surugana, film bergenre horor produksi Peregrine Studios bekerja sama dengan Adhya Pictures & Digimax bakal menebarkan ketakutan serempak di layar lebar pada 27 Juli 2023.
Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo dan Sitha Marino sebagai pemeran utamanya, film ini mengangkat budaya mantra Sunda kuno dan kisah misterius di baliknya.
Produser sekaligus CEO Peregrine Studios Ervina Isleyen mengatakan film Mantra Surugana dibuat dengan mengangkat unsur lokal yaitu budaya Sunda.
“Di film ini kami pakai bahasa sunda kuno dan bahasa sunda modern, jarak perpaduan dua bahasa sunda tersebut kurang lebih ada 100 tahun antara bahasa sunda kuno dengan modernnya,” kata Ervina Isleyen saat ditemui di gala premier Film Mantra Surugana di Mentropole XXI, Cikini, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
“Kemudian di dalam filmnya tetap kami letakan nilai-nilai positif yang dapat diambil penonton seperti jangan bertindak mengikuti emosi,”lanjutnya.
Sementara sang sutradara Dyan Sunu Prastowo menjelaskan produksi film ini, telah melibatkan konsultan bahasa dan sejarah Sunda kuno untuk mengetahui lebih dalam tradisi mantra tersebut.
“Setidaknya ada 4 ahli sejarah yang berkompeten memberikan masukan pada film ini. Secara bukti otentik naskah-naskah mantra Sunda Kuno ini tersimpan rapi di Museum Nasional,” kata Dyan Sunu Prastowo.
Sunu menambahkan kata “Surugana” diambil dari nama iblis Hurugana yang dipercaya lahir dan ada di wilayah Jawa Barat atau di tataran Tanah Sunda.
“Iblis Hurugana biasa dipanggil dengan mantra ketika seseorang memiliki niat buruk dan mengirimkannya ke orang lain agar orang tersebut sakit atau terkena sial,” ungkapnya.
“Dalam judul film ini, Hurugana diubah menjadi Surugana atas nasihat dari konsultan sejarah Sunda, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” sambungnya.
Secara visual di layar lebar, Dyan Sunu mampu menghadirkan kengerian nan mencengkam. Banjir darah, efek kegelapan, teriakan histeris, adegan kejutan yang tak terduga diramu secara apik oleh Dyan Sunu menjadi film ini lebih mengena pesannya.
“Butuh proses panjang dan pemilihan ide cerita hingga akhirnya Mantra Surugana dipilih untuk digarap. Saya sangat serius dalam menggarap film ini, proses pembuatan film ini pun dibuat senyaman dan seseru mungkin dan tidak lepas dari teknologi CGI (Computer Generated Imagery) untuk memaksimalkan visual di dalamnya, jadi semakin penasaran melihat filmnya secara utuh,” jelas Dyan Sunu.
Lebih terasa kengerian nan mencekam di film ini dengan hadirnya Original Sountrack (OST) yang berjudul senada. Vokal berbau mistis dan kental nuansa ‘dark’ Sara Fajira seperti menyempurnakan film horor ini.
Film ini sendiri mengisahkan tentang bangkitnya sosok iblis melalui mantra kutukan yang menghantui seorang mahasiswi baru bernama Tantri (Sitha Marino). Ia baru pindah untuk menuntut ilmu memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah asrama yang difasilitasi kampusnya.
Siapa sangka jika di kamar asrama tersebut, Tantri menemukan hubungan mengerikan dengan mantra dan kutukan di masa lalu yang mampu membangkitkan iblis Surugana.
Semenjak kejadian mengerikan mulai terjadi, Asta, Fey, dan Reza, senior Tantri di kampus mulai mengaitkannya dengan misteri hilangnya Arum, gadis yang sebelumnya tinggal di kamar Tantri.
Saat mereka sepakat mencari lebih dalam tentang hilangnya Arum, ada mahasiswa lain bernama Luki yang hilang secara misterius dan kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa dan membusuk.
Tantri mengatakan bahwa dirinya mendapat sebuah bisikan kalau Luki bunuh diri dengan cara yang mengerikan.
Di rumah Arum yang terbengkalai, Tantri menemukan buku kuno berisi Mantra. Dia segera menyadari jika mantra tersebut dirapalkan maka dapat membuat seseorang terbunuh.
Niat mencari tahu misteri di balik kemalangan yang ditimpa temannya, justru berkembang menjadi malapetaka bagi mereka.