Pameran seni kontemporer ARTJOG 2024 akan kembali menyapa pecinta seni tanah air pada 28 Juni hingga 27 Agustus 2024.
Bertempat di Jogja National Museum, Yogyakarta, ARTJOG 2024 mengusung tema Motif: Ramalan.
Pendiri sekaligus Direktur Artistik ARTJOG, Hery Pemad mengungkapkan Tema Motif: Ramalan sendiri mengacu pada kebudayaan Indonesia yang sarat akan berbagai bentuk ramalan seperti jangka, ilmu titen, syair, kidung, piwulang, dan lain-lain.
“Soal tema, kita tahun kemarin temanya Lamaran tahun ini Ramalan. Bukan sekadar main kata-kata ya. Ini sesuatu yang mungkin menjadi aktual. Kalau ramalan kesannya kok pesertanya dukun semua atau tukang ramal, bukan itu maksud kami,” ujar Heri Permad saat Sesi Sosialisasi ARTJOG 2024 yang digelar di Pendopo Ajiyasa, Jogja National Museum.
Selain Heri Permad, sesi sosialisasi juga menghadirkan tiga pembicara yakni Hendro Wiyanto (kurator ARTJOG 2024), Aminudin Th Siregar (pengajar FSRD ITB, kurator independen, penulis), dan Dr. Sri Margana (sejarawan UGM, pengajar FIB UGM).
Hendro Wiyanto menyampaikan sejak masa Raden Saleh, ramalan atau nujum terkait seni rupa Indonesia sudah dituliskan. Salah satu nujum tersebut mengatakan masa lampau yang murung dan masa depan yang tidak memberi harapan.
“Betapa pun besarnya bakat yang dipunyai Raden Saleh atau Mas Pirngadi, tak akan lahir kesenian nasional Indonesia,” kata Hendro Wijayanto.
Hendro menuturkan Seri lukisan celeng Djoko Pekik sering ditafsirkan orang sebagai ramalan. Metafora celeng dalam tiga buah lukisannya yang terkenal pada akhir abad lalu dipandang tidak saja menggambarkan kondisi zaman yang gonjang-ganjing ketika lukisan itu diciptakan.
Di tengah euforia masa reformasi, orang tertarik juga meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang.
“Terlebih pelukisnya sendiri mengatakan seniman yang baik adalah orang yang dapat weruh sadurunge winarah dapat mengetahui apa yang akan terjadi sebelum peristiwanya sendiri terjadi,” ujarnya.
Ia pun mempertanyakan apa yang akan para seniman katakan atau imajinasikan di antara pengetahuan sejarah masa lalu dan ‘ramalan’ atas masa depan yang selalu penuh kemungkinan.
“Terasa begitu dekat di depan mata berkat semesta data raya yang agaknya tak lama lagi akan menentukan segala hal dalam kehidupan bersama,”tandasnya.
Pengajar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, kurator independent dan penulis, Aminudin Th Siregar, mengatakan masa depan seni rupa kontemporer terletak pada partisipasi aktif penonton. Seni yang menawarkan pertunjukan akan semakin menonjol.
Seni ini akan berkembang melampaui batasan-batasan, apapun itu, karena jenis kesenian ini ingin selalu melibatkan penonton merasakan pengalaman yang mendalam dan transformatif.
“Seniman akan mencari cara-cara baru untuk memancing dialog, mempertanyakan dinamika kekuasaan antara seniman, karya seni, dan penonton, dan seterusnya,” katanya.
Pengajar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Sri Margana, menyampaikan kesulitan pokok dalam rekonstruksi sejarah seni rupa di Indonesia yang bergerak in line dengan proyek pengetahuan dan kekuasaan ini adalah subordinasi seniman dalam sistem politik kolonial dan feodal
Artinya individu seniman tidak tercatat sebagai aktor pencipta seni, mereka tersubordinasi oleh kekuasaan, sehingga yang muncul sebagai pencipta seni adalah si elit yang sedang berkuasa.
“Seniman Indonesia dalam arus pengembangan ilmu pengetahuan dan kekuasaan hanyalah sebagai instrumen anonim yang dieksploitasi untuk kepentingan kekuasaan dan ilmu pengetahuan,” katanya.
Hal ini menjadi tantangan pokok bagi rekonstruksi sejarah seni Indonesia yang Indonesiasentris, agar keluar dari bayang-bayang europasentrisme dalam pengkajian sejarah seni Indonesia.
Sebagai informasi berbeda dengan ARTJOG tahun lalu yang menawarkan tiga karya sastra mendampingi tema “Motif : Lamaran” sebagai kerangka karya seniman.
Pada ArtJog 2024 “Motif : Ramalan” seniman-perupa diberikan kebebasan menginterpretasi tema tersebut kedalam karyanya.
Undangan kepada seniman (open call) pada ARTJOG 2024 serta informasi mengenai seleksi seniman partisipan bisa diakses melalui laman ArtJog www.artjog.id.