Mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jalan raya, hingga perumahan dan kawasan komersial. Banyak developer besar yang punya andil mengembangkan kawasan tersebut.
Dibandingkan dengan wilayah Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang boleh jadi merupakan the rising star di Provinsi Banten. Pasalnya, di daerah ini harga tanahnya paling murah ketimbang Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Tak pelak, jika sejumlah pengembang masuk untuk berbisnis properti di sana. Ada yang membangun perumahan, bangunan komersial, ruko, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bahkan kota mandiri.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit berpandangan bahwa saat ini wilayah yang prospektif untuk berinvestasi properti komersial berada di Tangerang dan sekitarnya. Hal ini karena perkembangan penduduk di kawasan Tangerang paling tinggi di Jabodetabek seiring dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi. Apalagi pembangunan jalannya banyak dan lebar-lebar. Kondisi ini berdampak pada arus urbanisasi yang meningkat.
Hal inilah yang membuat banyak kawasan komersial baru dibangun di kawasan Tangerang Selatan dan Tangerang Raya. Kawasan bisnis di daerah perumahan yang baru berkembang tentunya akan lebih memiliki prospek lebih cerah. Banyaknya kawasan bisnis, terutama pertokoan, yang dibangun di kawasan Tangerang dan sekitarnya ini menjadikan alternatif bagi masyarakat untuk membeli dan dijadikan tempat bisnis.
Salah satu kawasan di Tangerang Raya yang bertumbuh sangat cepat adalah Gading Serpong. Secara keseluruhan kawasan Serpong, termasuk Gading Serpong, di awal-awal pengembangannya dulu merupakan kawasan yang dianggap sebelah mata dan sering disebut sebagai daerah pinggiran. Gading Serpong hanyalah kawasan lahan kosong yang terletak di Kelapa Dua, Tangerang, Banten dan belum banyak dihuni oleh masyarakat.
Namun kini Gading Serpong telah menjelma sebagai kawasan emas properti yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak diminati masyarakat. Kawasan tersebut berkembang pesat dengan sejumlah fasilitas termasuk akses infrastruktur jalan tol dan transportasi serta bertumbuhnya kawasan hunian dan area komersial. Gading Serpong pun kini menjelma menjadi kota mandiri elite.
Gading Serpong tidak hanya menjadi New Economic Hub dan residensial premium, tapi juga salah satu destinasi populer bagi masyarakat luas yang berasal dari Jabodetabek dan kota lainnya.
Gading Serpong bukan lagi sebatas satelit yang menopang wilayah Jakarta, tetapi kini telah menjadi magnet centric terhadap kawasan sekitarnya.
Ada banyak hal yang bisa dikembangkan, ditunjang dengan lansekap fasilitas kota yang lengkap.
Senior Vice President Marketing 99 Group Indonesia Bharat Buxani menilai, Tangerang masih menjadi wilayah favorit, ditopang pengembangan infrastruktur aksesibilitas terintegrasi dan fasilitas umum yang terjangkau. Hal ini mendorong minat pasar prospek properti di kawasan ini terus mengalami pertumbuhan.
“Konsistensi minat pencarian properti di wilayah Jabodetabek khususnya wilayah Tangerang disebabkan karena posisinya sebagai wilayah metropolitan besar di Indonesia sekaligus menjadi pusat bisnis,” ujar Bharat.
Secara historis, Gading Serpong menjadi salah satu kawasan favorit, tampak dari produk properti yang terserap pasar secara cepat saat sektor ini sedang berjaya pada tahun 2010-2013.
Kenaikan harga properti di Gading Serpong bisa mencapai 50%-70% per tahun, yang ikut memengaruhi pasar di kawasan lainnya.
Managing Director Cushman & Wakefiel, Lini Djafar mengatakan meski beberapa produk dilego puluhan miliar rupiah dengan target pembeli kalangan premium, tapi harga jual properti di Gading Serpong masih cukup terkendali. Sebab, pengembang menawarkan produk dengan rentang harga beragam.
Saat ini harga lahan di berbagai klaster hunian di Gading Serpong mencapai Rp12 juta-Rp20 juta/m2. Sementara lahan komersial berkisar mulai Rp20 juta-Rp40 juta/m2.
“Kebanyakan segmen middle hingga upper, sehingga dapat menarik berbagai macam konsumen dan menyediakan pilihan produk yang tidak monoton,” jelas Lini.
Pertumbuhan Gading Serpong didorong oleh pembangunan infrastruktur yang semakin luas. Selain dekat jalan tol Jakarta-Merak, kawasan ini terkoneksi dengan pusat-pusat pertumbuhan di sekitarnya, yaitu BSD City dan Lippo Karawaci. Di sepanjang jalur penghubung tersebut telah berkembang kawasan komersial yang cukup masif.
Perkembangan Gading Serpong akan bergerak menuju ke arah selatan dengan prospek akses tol baru Serpong-Balaraja.
Konektivitas yang menghubungkan Gading Serpong dan kawasan sekitarnya akan mengakselerasi aktivitas ekonomi.
“Pembangunan fasilitas komersial seperti perkantoran, hotel, dan fasilitas lainnya memicu keramaian di kawasan. Penghuninya semakin ramai dan ekonomi tumbuh pesat, potensinya terus berkembang,” kata Lini.
Bersamaan dengan membaiknya akses, mahalnya harga tanah di pusat bisnis Jakarta membuat pembangunan gedung perkantoran semakin meluas ke kawasan sekunder dan daerah sub-urban atau pinggiran Jakarta.
Paramount Land pun ingin menangkap peluang ini dengan membangun dan menawarkan business loft.
Konsep business loft menyerupai rumah kantor (rukan) atau office park. Bangunan empat-lima lantai yang berdiri sendiri (stand alone) dengan lantai basement yang terkoneksi dengan basement gedung lainnya.
Presiden Direktur Paramount Land Muhammad Nawawi mengungkapkan Paramount Land akan terus mengembangkan Gading Serpong sebagai kota layak bisnis, di samping layak huni. Dus, Paramount Land akan membangun dan menawarkan produk-produk komersial berbagai segmen yang dapat menciptakan peluang bisnis baru.
“Mengingat yang beraktivitas di dalamnya dari kalangan milenial hingga mature, mereka ingin mencari aset tambahan yang juga dapat digunakan sebagai secondary home dan mencari prestise,” kata Nawawi.
Paramount Land sendiri menyiapkan sekitar 132 ha, di antaranya disimpan untuk kebutuhan produk-produk properti yang menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). “Itu nanti yang akan jadi mesin kami,” tegas Nawawi.
Lengkapnya fasilitas untuk sebuah kota yang menyangkut infrastruktur, sarana, dan prasarana, residensial serta properti komersial, dan beragam fasilitas lainnya melengkapi Gading Serpong sebagai salah satu kota mandiri yang paling melesat perkembangannya.
Kini Gading Serpong telah menjadi “Kota 24 Jam”. The City That Never Sleeps.
Dengan basis ekonomi industri kreatif, perdagangan, dan jasa, Gading Serpong telah bertransformasi menjadi sebuah destinasi skala regional. Tidak saja untuk tinggal, melainkan juga bisnis, investasi, dan aktivitas lainnya.
Gading Serpong tumbuh pesat secara merata, baik dari segi populasi, fasilitas, sarana prasarana, hingga keberagaman produk properti mulai dari residensial, hingga komersial.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern, pengembang menghadirkan produk-produk dengan konsep yang unik dan tepat sasaran.
Era modern ini adalah era di mana masyarakat dapat work from everywhere, dan mmbutuhkan beragam fasilitas penunjang untuk kebutuhan hidup dan gaya hidup. Seperti cafe, resto, hingga virtual office. Tren penyewaan studio untuk pemotretan atau membuat konten kini juga tengah diminati masyarakat. Hal ini membuat fasilitas komersial semakin beragam dari segi ukuran, konsep, bentuk, fitur, dan lainnya.
Masyarakat juga semakin senang beraktivitas outdoor, sehingga pusat hiburan yang memiliki area outdoor dan indoor semakin populer dan diminati.
Mengingat lokasinya yang dekat dengan Jakarta, Kota Gading Serpong merupakan alternatif terbaik bagi masyarakat, bukan hanya untuk tempat tinggal, melainkan juga lokasi untuk berbisnis. Dibandingkan dengan kawasan lain di barat Jakarta, Kota Gading Serpong merupakan kawasan paling strategis karena berada di tengah-tengah pengembangan kawasan besar lainnya, mulai dari Alam Sutera, BSD City, hingga Karawaci.
Sejalan dengan pengembangan yang kian masif, kawasan Gading Serpong telah menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat. Terbukti, hingga saat ini kawasan Gading Serpong telah dihuni oleh 10.000 kepala keluarga (KK).
Paramount Land memegang andil besar dalam pengembangan kawasan ini. Kawasan hunian dan komersial yang dikembangkan Paramount Land menjadi motor penggerak moncernya Gading Serpong sebagai Kota Mandiri yang elite.
Paramount Land mengembangkan area seluas 132 hektare di Gading Serpong untuk hunian dan komersial.
Tentu saja, aset-aset ini dikembangkan dengan konsep desain yang mengadopsi kebutuhan terkini dari segmen pasar yang ingin dibidik.
Strategi bisnis yang diterapkan Paramount Land yakni optimalisasi aset lahan menjadi lebih bernilai tinggi. Tentu saja, aset-aset ini dikembangkan dengan konsep desain yang mengadopsi kebutuhan terkini dari segmen pasar yang ingin dibidik.
Paramount Land merupakan property arm dari Paramount Enterprise. Paramount Land mengembangkan Kota Gading Serpong, yang telah berkembang menjadi sebuah kota mandiri dengan berbagai fasilitas lengkap dan merupakan new economic hub yang terletak di tengah-tengah kawasan pengembang besar seperti Lippo Karawaci, BSD City, Alam Sutera dan Puri Indah.
Selain memiliki akses langsung dari tol Jakarta-Merak dan tol JORR, Gading Serpong juga dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti Bethsaida hospital; hotel seperti Atria, Vega dan Fame; mal, Superindo dan Hypermart serta pertokoan lainnya; lapangan golf; fasilitas pendidikan seperti Universitas Matana, Universitas Multimedia Nusantara, sekolah Tarakanita, BPK Penabur, Pahoa dan banyak lagi.
Nawawi mengungkapkan, pencapaian ini berkat strategi bisnis yang diterapkan perusahaan yakni optimalisasi aset lahan menjadi lebih bernilai tinggi.
Paramount melihat bahwa destinasi open space semakin diminati dan menjadi salah satu tempat favorit untuk melakukan berbagai aktivitas berkumpul bersama keluarga maupun teman. Itu sebabnya, pengembang ini dengan menggandeng konsultan ritel BLVEPrint Destinations mengembangkan Hampton Square, mall dengan konsep semi terbuka di Gading Serpong.
Kota Gading Serpong makin bernilai ekonomi berkat pembangunan aksesibilitas yang tinggi dengan pilihan moda transportasi yang beragam dan terintegrasi. Berbagai kebutuhan masyarakat pun terfasilitasi Kota Gading Serpong, seperti infrastruktur, fasilitas kota, sarana dan prasarana, serta bangunan residensial dan komersial.
Seperti disebutkan sebelumnya, Kota Gading Serpong juga menjadi alternatif berbisnis yang ideal. Pasalnya, Kota Gading Serpong juga merupakan bagian dari Central Business District (CBD) Tangerang Raya. Pusat kuliner, pusat bisnis, perkantoran, hingga pusat hiburan sudah saling terintegrasi di Kota Gading Serpong.
Konektivitas dan aksesibilitas yang tinggi antara Kota Gading Serpong dan kawasan lainnya di Tangerang Raya dan Jabodetabek membuat kawasan Kota Gading Serpong makin terbuka. Hal itu pun berdampak positif terhadap perekonomian Tangerang yang tumbuh lebih cepat.
Menyadari hal tersebut, Paramount Land sebagai pengembang kawasan Gading Serpong telah membentuk ekosistem bisnis melalui pengembangan kawasan komersial dalam beragam bentuk, seperti commercial strip, business loft, shophouses, dan lainnya. Dengan pengalaman yang dimiliki, Paramount Land mampu menghadirkan CBD yang tersebar di kawasan Gading Serpong, beberapa di antaranya adalah Pisa Grande dan Maggiore di sisi selatan Gading Serpong.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit menilai bahwa kawasan Serpong dan Gading Serpong menjelma sebagai prototipe kota baru masa depan. Hal itu mempertimbangkan konsep pengembangan yang baik, fasilitas yang lengkap, dan berbagai inovasi baru yang menjawab kebutuhan masa depan.
“Gading Serpong tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Fasilitas untuk kaum urban tersaji lengkap. Gading Serpong dirancang bagus dan tertata dengan infrastruktur memadai,” ungkapnya.
Tentunya, meningkatnya populasi di kawasan Gading Serpong ini mendorong peningkatan kebutuhan masyarakat atas produk komersial.
Muhammad Nawawi sependapat bahwa jumlah penduduk yang makin banyak membuat pembangunan kawasan Gading Serpong makin masif. Kawasan Gading Serpong pun mulai terbuka untuk orang luar, yakni mereka yang tidak tinggal di kawasan tersebut, tetapi membuka usaha di Gading Serpong.
Ia menambahkan, saat ini wilayah Gading Serpong sudah ada yang dihuni oleh generasi ketiga. Ada lebih dari 10.000 KK yang menempati ribuan unit rumah di kawasan Gading Serpong. Mereka, lanjut Nawawi, awalnya datang ke Gading Serpong ketika masih lajang hingga kemudian menikah dan memiliki anak.
“Anaknya tumbuh dewasa lalu menikah dan membuka usaha di Gading Serpong,” katanya lagi.
Dikatakan, Kota Gading Serpong telah berkembang menjadi sebuah destinasi populer di Tangerang Raya dan Jabodetabek, dilengkapi fasilitas kota yang lengkap, jalan boulevard yang semakin padat khususnya pada jam tertentu sebagai indikasi tingkat okupansi bisnis yang sangat tinggi.
Kehadiran Central Business District yang tersebar di Kota Gading Serpong menjadikan kota ini terkenal sebagai pusat kuliner, bisnis, perkantoran, dan hiburan yang saling terintegrasi.
“Berbagai kisah sukses masyarakat telah membuktikan wilayah ini dapat menghasilkan capital gain dan return on investment (ROI) yang tinggi, baik dari hasil sewa, penjualan, ataupun keduanya. Kehadiran berbagai Central Business District (CBD) yang tersebar di Kota Gading Serpong membuat kota ini semakin dikenal sebagai pusat kuliner, bisnis, perkantoran, dan hiburan yang saling terintegrasi, di mana hal ini tidak hanya mendongkrak roda perekonomian masyarakat yang tinggal di Gading Serpong dan sekitarnya, tapi juga Tangerang Raya,” kata Nawawi.
“Melalui riset panjang dan menyeluruh, Paramount Land melihat bahwa kebutuhan masyarakat akan diversifikasi fasilitas komersial dan bisnis yang inovatif di Gading Serpong masih tinggi, di mana hal ini melatarbelakangi kami untuk mengembangkan Manhattan District, commercial epicentrum seluas 22 hektare yang vibrant dan full of experiences,” tambahnya.
Dikatakan, tiga kunci utama yang dilakukan Paramount Land dalam mengembangkan produk komersial, yaitu memetakan perencanaan secara jangka panjang untuk menjamin long-term sustainable business, membangun captive market, dan mengembangkan konsep komersial yang adaptif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Inilah yang kami terapkan dalam mengembangkan Manhattan District.
Tumbuhnya kawasan ini memang diawali dengan pengembangan kawasan hunian. Dan pertumbuhan kawasan hunian yang tinggi di Gading Serpong menciptakan demand yang tinggi pula akan produk komersial. Tentunya produk komersial yang dihadirkan harus memiliki konsep agar bisa memiliki value yang tinggi.
“Meningkatnya populasi di Gading Serpong semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat akan produk komersial,” kata Nawawi.
“Hal ini menjadi latar belakang Paramount Land menghadirkan Manhattan District, sebuah kawasan bisnis dan hunian modern. Salah satu produk unggulannya yaitu Hampton Square, yang hadir dengan konsep terbuka dan anchor tenant sebagai daya tarik utama,” tambah Nawawi.
Manhattan District, The Largest Business Epicentrum @ Gading Serpong, merupakan kawasan bisnis dan komersial seluas 22 hektare. Kawasan komersial ini diperkenalkan pada akhir 2021 sebagai area komersial dengan konsep multi-experiences sesuai kebutuhan masyarakat masa kini.
Dikembangkan sebagai area komersial street level yang mengintegrasikan ruang indoor dan outdoor untuk menunjang kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, Manhattan District menghadirkan pengalaman baru bagi pengunjung. Anchor tenant dihadirkan sebagai crowd puller, yang pertama adalah Black Owl sebagai destinasi dining & entertainment terpopuler di Jakarta.
Beragam destinasi lain juga hadir, mulai dari café, kuliner, taman pet-friendly, taman bermain anak, toko berkonsep, fasilitas penunjang gaya hidup aktif, dan pusat perbelanjaan dengan suasana lingkungan yang nyaman dan cantik.
Pembangunan Hampton Square telah dilakukan ground breaking pada Desember 2023 lalu dan ditargetkan rampung pada akhir 2024.
Menurut Nawawi, Hampton Square yang berada di dalam kawasan Manhattan District memiliki captive market yang sangat potensial, dikelilingi lebih dari 40 klaster, populasi mencapai lebih dari 120.000 jiwa (belum termasuk komuter), hunian padat penghuni dan didominasi oleh kaum muda/milenial.
Norman Daulay, Direktur Paramount Land, menjelaskan, “Bisnis properti untuk produk komersial terus menunjukkan peningkatan kinerja bisnis, termasuk permintaan akan ruang ritel, di mana ini mendorong kami untuk segera memulai pembangunan Hampton Square.”