PT GEM Indonesia setelah sukses tahun 2023 menggelar pameran B2B terbesar se-Asia Tenggara di Industri Solar PV, Energy Storage, Perlampuan dan Smart Home, kini kembali hadir pada 6-8 Maret 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Pameran ini menghadirkan perusahaan-perusahaan terkemuka global di bidang energi. Di antaranya PLN Nusantara Power, Huayao PV, Atelier Solar, Gotion, Apollo Solar Indonesia, Ji-Lapp, Solis, Hexing Livoltek, RePower, .MKOPTO, AE Solar, Damai Cable, Boamax, Bluetti, Goodwe, Ecoflow, ATW Solar, Aviation Electrical dan lebih dari 800 exhibitors lainnya.
“Ada kurang lebih 20 negara baik dari Asia maupun Eropa yang berpartisipasi dalam pameran ini. Dan kami optimis 25 ribu pengunjung akan datang ke pameran terbesar di Asia Tenggara ini,” kata Baki Lee, Presiden Direktur GEM Indonesia di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Pameran ini turut didukung Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konsevari Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Serta beberapa Asosiasi, diantaranya APAMSI, APERLINDO, APTIKNAS, ALINDO, AKLI, APPLE, GAPENDO, PERTAMISI, dan APKABEL.
“Diharapkan pameran ini menghasilkan banyak investasi energi dari negara luar ke Indonesia, sebagaimana tujuan diadakannya pameran ini,” ungkap Baki Lee.
Sebagai informasi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa memiliki sumber energi surya yang sangat melimpah.
Telah termanfaatkan sebesar 600MegaWatt (MW) dari potensinya mencapai 3.200 GigaWatt (GW)
menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu upaya pemerintah dalam pemanfaatan sumber energi surya di Indonesia, baik itu PLTS terapung maupun PLTS atap.
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Plt. Jisman P. Hutajulu mengatakan, PLTS terapung ditargetkan mencapai 14,7 GW di 259 titik bendungan dan 74,67 GW di 36 titik reservoir PLTA, sedangkan PLTS atap ditargetkan mencapai 1.800 MW pada tahun 2024 dan 2.270 MW pada tahun 2025.
“Program PV surya terapung dan atap ini diharapkan dapat mengurangi emisi masing-masing sebesar 39,68 juta ton da 5,4 juga ton CO2e,” katanya.
Pemanfaatan sumber energi surya ini bertujuan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060 mendatang.
Tidak hanya sebatas itu, untuk mewujudkan NZE di 2060, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penggunaan lampu Light Emitting Diode (LED) hemat energi untuk penerangan jalan di seluruh wilayah di Indonesia.
Penggunaan lampu LED sendiri dapat memberikan berbagai manfaat termasuk penghematan energi, umur lampu yang lebih panjang, dan penurunan biaya operasional jangka panjang.
Perkembangan yang signifikan dalam pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia ini diharapkan dapat menarik para investor luar dan dalam negeri untuk dapat sama-sama bergabung membangun teknologi terkini di bidangnya. Dukungan tidak hanya datang dari pemerintah dan BUMN saja,
“GEM Indonesia selaku salah satu Exhibition Organizer di Indonesia, turut andil demi mewujudkan NZE di 2060 mendatang,” tegas Baki Lee.