Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi penayangan film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” dan berkesempatan menonton langsung film produksi MVP Pictures dan Dapur Film tersebut.
“Selamat untuk Pak Raam (Raam Punjabi-Produser), Mas Hanung (Hanung Bramantyo-Sutradara), dan seluruh tim. Film ini diangkat dari novel yang sangat hebat dari Gus Muh (Muhidin M Dahlan) tahun 2003, dan setelah hampir 21 tahun film ini akhirnya bisa kita saksikan bersama,” kata Menparekraf Sandiaga usai menonton film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa”, di Plaza Senayan, Jakarta.
Menparekraf Sandiaga menilai cerita dalam film ini sangat menarik untuk ditonton. Film yang dibintangi Aghniny Haque ini memiliki banyak sekali pesan terutama pesan-pesan yang menunjukkan integritas.
Film ini memiliki muatan yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan yakni tentang bagaimana bisa meyakinkan perempuan-perempuan untuk berani bersuara terhadap kekerasan yang mereka alami.
“Saya hadir di sini untuk memberikan bukan hanya dukungan, tapi konkret kita datang dan sebetulnya banyak sekali nilai-nilai yang dikandung dalam film ini. Dan menurut saya bagus sekali kalau ada lebih banyak film yang bisa menyampaikan pesan-pesan yang sangat baik untuk masyarakat kita,” ujar Sandiaga.
Tidak hanya cerita yang menarik, film ini juga menampilkan keindahan alam Indonesia di sejumlah desa wisata.
“Data terakhir yang saya miliki per 22 Mei 2024, ada tujuh film Indonesia yang tembus 1 juta (penonton) dan sebanyak 75 persen penonton film di Indonesia menonton film-film Indonesia. Kita harapkan (film) ini sukses dan kami akan mendukung mudah-mudahan nanti masyarakat Indonesia juga sangat menikmati,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Hanung Bramantyo selaku sutradara mengatakan film ini memiliki pesan yang kuat tentang kasus pelecehan seksual terhadap perempuan. Di mana banyak para perempuan korban pelecehan seksual tidak bisa bersuara karena memang pelaku pelecehan memiliki otoritas di bidang agama.
Hanung mengatakan, melalui film ini dirinya tidak sekadar menyajikan film sebagai hiburan tetapi juga media informasi terkait pentingnya sebuah edukasi.
“Film ini adalah bagian dari cara kami untuk menyuarakan, karena kebanyakan pelaku pelecehan seksual atau pelecehan seksual itu terjadi di tempat yang dikira nyaman. Jadi bukan di tempat yang dikiranya maksiat, tapi justru di tempat yang aman dan itu terjadi marak sekali sekarang dan para korban lebih memilih untuk diam,” ujar Hanung.
“Karena kasihan anak-anak kita yang ingin belajar di tempat yang aman, dan kalau itu (pelecehan) terjadi di tempat yang aman, justru bagaimana kita bisa meletakkan pendidikan kita kepada anak-anak kita,” ujar Hanung.
Film berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” sendiri bercerita tentang Kiran (Aghniny Haque), mahasiswi dari keluarga miskin di desa namun taat beragama, pintar juga kritis pada kemunafikan. Ia terjebak dalam kelompok agama garis keras pimpinan Abu Darda (Ridwan Raoull) yang meminta jamaahnya mengabdikan dirinya pada jalan Allah lewat jihad yang sangat keras.
Alih-alih mendapatkan hidayah, Kiran justru mendapatkan cobaan berat yang datang bertubi-tubi padanya. Berawal dari dirinya hendak dijadikan istri keempat oleh Abu Darda, yang tentu saja sangat bertentangan dengan prinsipnya. Namun, karena sikap kritisnya, dia justru dituduh menebarkan fitnah kepada sang Iman hingga mendapat ancaman fisik.
Orang tuanya di desa juga turut menuduhnya sebagai anak yang kebablasan karena berani melawan ulama; dan puncaknya, dia mendapatkan pelecehan seksual dari dosen pembimbingnya sendiri serta teman kuliah yang dikenal alim dan taat di kampusnya. Karena tak tahan, Kiran lantas menggugat pada sang khalik atas segala cobaan yang menimpanya.
Sejak saat itu, Kiran mengabdikan dirinya pada kegelapan dunia demi mengungkap manusia-manusia munafik yang banyak menipu umat dengan janji-janji palsu, yang membuat orang-orang seperti ibunya jatuh dalam kepercayaan yang buta pada mereka.
Apakah Kiran berhasil dengan misinya tersebut? Ataukah justru dia makin dalam terpuruk dalam lembah dosa?
“Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” tayang mulai 22 Mei 2024. Selain Aghniny dan Ridwan Raoull, film ini juga dibintangi Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, Andri Mashadi, Samo Rafael, dan Nugie.