Jakarta Fair Kemayoran (JFK) merupakan salah satu perhelatan akbar yang dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun Kota Jakarta. Berlokasi di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, acara ini jadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Perhelatan Jakarta Fair telah berlangsung berpuluh tahun. Tahun 2024 ini merupakan Jakarta Fair yang ke-55.
Menilik perkembangannya dari awal, Jakarta Fair Kemayoran berkembang dari pasar malam menjadi pameran multiproduk terbesar, terlama, dan terlengkap se-Asia Tenggara. Setaraf dengan pameran-pameran besar di berbagai negara besar.
Jakarta Fair merupakan multievent yang menggabungkan berbagai jenama serta hiburan berupa konser musik dengan bintang tamu artis-artis papan atas Tanah Air, yang berbeda setiap hari.
Tapi, tahukah kamu bagaimana awal mula pameran besar ini?
Jakarta Fair berawal di tahun 1968. Di tahun itu, Jakarta Fair Kemayoran pertama kali digelar dengan nama Pekan Raya Jakarta. Pencetus dari acara ini adalah Syamsudin Mangan yang saat itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri DKI.
Setahun sebelum awal pelaksanaannya, Haji Mangan menawarkan ide kepada Ali Sadikin yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk menciptakan sebuah acara pameran besar. Tujuannya untuk mengenalkan produk dalam negeri agar semakin meningkat penjualannya.
Gubernur Ali Sadikin sangat menyetujui acara itu. Sejurus kemudian, berbagai pasar malam yang kala itu digelar di banyak lokasi di Jakarta disatukan dalam sebuah acara besar. Pasar Malam Gambir yang digelar setiap tahun di Lapangan Ikada (kini area Monas) dipilih sebagai lokasi pameran yang menyatukan berbagai pasar malam itu.
PRJ 1968 berlangsung sukses. Mega perhelatan ini mampu menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang di tahun pertama pameran itu.
Pada tahun 1972 Pekan Raya Jakarta langsung membuat gebrakan dengan lama pameran hingga 71 hari. Hal ini membuat Pekan Raya Jakarta Jakarta 1972 memecahkan rekor sebagai pelaksanaan pameran terlama.
Bahkan Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon, turut datang ke pameran ini. Selain itu, Ratu Inggris Juliana pun pernah berkunjung ke Jakarta Fair 1972.
Penyelenggaraan Jakarta Fair ini dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Pengunjung maupun peserta pameran terus bertambah dan bertambah. Dari sekadar pasar malam, “bermutasi” menjadi ajang pameran multiproduk yang megah.
Pada 1992, lokasi pameran dipindahkan dari Monas ke kawasan Kemayoran. Alasan pemindahan ini adalah area di Kemayoran yang memiliki luas 44 hektare lebih cocok untuk mengakomodir pelaksanaannya dengan pengunjung yang semakin bertambah serta pameran yang semakin besar.
Pada 2003, penyelenggaraan Jakarta Fair diambilalih oleh JIExpo dari sebelumnya oleh Jakarta International Trade Fair (JITF).
Konsep yang dulunya sebagai pasar malam pun berkembang menjadi pameran multiproduk modern kelas dunia. Pesertanya tidak hanya tidak hanya UMKM, pedagang kecil, tetapi juga perusahaan-perusahaan besar multinasional, baik dari dalam maupun luar negeri.
Ada produk furniture, interior, building material, otomotif, handycraft, garment, sport & health, telekomunikasi, banking, stationary, komputer & elektronik, property, kosmetik, food & drink, handphone, mainan anak-anak, sepatu, branded fashion, leather, branded product, multi-product, jasa dan produk BUMN, produk kreatif, dan berbagai produk unggulan lainnya.
Pameran akbar ini terus berkembang, menjadi destinasi wisata dan belanja yang mampu menyedot jutaan pengunjung. Wisata dan belanja merupakan gabungan yang bisa dilakukan bagi jutaan pengunjung baik dari Jabodetabek, dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, maupun pengunjung dari mancanegara, sehingga acara ini menjadi destinasi belanja sekaligus wisata.
Pada tahun 2024 ini Jakarta Fair dilaksanakan pada tanggal 12 Juni hingga 14 Juli.
Secara garis besar panitia mengharapkan event ini menjadi pembangkit semangat promosi produk dalam negeri, selanjutnya meningkatkan lapangan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.