Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
PT Chakra Satu Indonesia memperkenalkan cerutu lokal berkualitas dengan merek Chakra One, yang diproduksi di Jember dengan menggunakan bahan baku lokal dan menggandeng UKM setempat.
Dirancang untuk bisa dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa memandang status sosial, cerutu ini hadir dengan harga yang ramah di kantong namun tetap menjaga standar kualitas yang mampu bersaing dengan produk impor.
Noverizky Tri Putra, salah satu pemilik Chakra One, berharap produk ini dapat mengubah stigma bahwa cerutu adalah barang mahal dan eksklusif.
“Chakra ini membuktikan bahwa cerutu tidak harus mahal atau hanya untuk kalangan tertentu. Kami ingin semua orang, dari berbagai lapisan masyarakat, dapat menikmati cerutu ini,” ujar Noverizky saat peluncuran cerutu itu di 1O1 Jakarta Sedayu Dharmawangsa Square.
Pemberdayaan Lokal dan Filosofi Rasa
Chakra One mengusung konsep pemberdayaan ekonomi lokal dengan melibatkan banyak petani tembakau di Jember, daerah yang sudah terkenal dengan kualitas tembakaunya. “Kita juga melibatkan banyak petani lokal dalam proses produksinya. Daun tembakau yang digunakan sebagian besar berasal dari hasil budidaya lokal di Jember, yang telah dikenal akan kualitasnya,” ujar Noverizky.
Produk ini juga memiliki filosofi rasa yang seimbang, dirancang agar bisa dinikmati oleh pemula dan penikmat cerutu berpengalaman. “Rasa yang kami tawarkan sangat seimbang, sehingga siapapun yang baru mencoba cerutu bisa mulai dengan Chakra. Ini adalah cerutu yang ramah bagi pemula,” tambahnya.
Menembus Pasar Internasional
Tidak hanya fokus pada pasar lokal, Chakra One memiliki ambisi besar untuk bersaing di pasar internasional. Benny Prasetyo, salah satu pemilik lainnya, percaya bahwa kualitas tembakau Indonesia bisa menyaingi negara penghasil tembakau top dunia seperti Kuba dan Dominika.
“Indonesia juga memiliki tembakau berkualitas tinggi, dan Chakra ini adalah salah satu contohnya. Kami ingin dunia tahu bahwa Indonesia bisa menghasilkan produk cerutu yang bersaing di kancah internasional,” kata Benny.
Untuk memperluas jangkauan pasar, Chakra One tidak hanya dijual melalui platform online dan marketplace, tetapi juga akan tersedia di ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart.
“Kami ingin cerutu ini bisa diakses di mana saja, bukan hanya di tempat eksklusif. Semua orang harus bisa menikmatinya,” kata Noverizky.
Dengan harga sekitar Rp160.000 per batang atau Rp1.500.000 per kotak berisi 10 batang, Chakra One diharapkan dapat menarik minat dari berbagai kalangan, termasuk anak muda.
Mengubah Persepsi Cerutu di Indonesia
Chakra One ingin menghilangkan stigma bahwa cerutu hanya untuk kalangan elite.
“Kami ingin menghilangkan stigma bahwa cerutu itu mahal dan hanya untuk segelintir orang. Dengan Chakra, cerutu bisa dinikmati oleh siapa saja, bahkan anak muda. Cerutu ini tidak hanya keren, tapi juga lebih sehat,” tutup Benny Prasetyo.
Dengan strategi ini, Chakra One berupaya untuk mengubah wajah industri cerutu lokal dan membawa produk-produk Indonesia ke panggung dunia.
Kehadiran Chakra One tidak hanya menjadi inovasi di industri cerutu Indonesia, tetapi juga menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal yang melibatkan UMKM dan petani.
Dengan fokus pada kualitas dan aksesibilitas, Chakra One berpotensi besar untuk menembus pasar global.
Tantangan terbesar akan terletak pada edukasi pasar dan memperluas distribusi agar cerutu ini benar-benar bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Inisiatif ini menunjukkan bahwa produk lokal Indonesia memiliki daya saing tinggi dan dapat bersaing di pasar internasional dengan strategi yang tepat.