Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) akan menggelar pameran buku, Indonesia International Book Fair (IIBF) 2024 di Hall Cendrawasih JCC Jakarta, pada 25-29 September 2024.
Menparekraf Sandiaga Uno mendukung penuh pameran yang berlangsung selama lima hari ini. Menurutnya kehadiran IIBF tahun ini menjadi hub industri kreatif berbasis konten. Dimana akan ada business matchmaking antara penerbit, OTT, produser film dan musik, serta agensi intellectual property.
“Sebagai penggemar buku saya sangat mendukung Indonesia International Book Fair. Karena kalau kita lihatkan mothers all of sports itu athletics. Tapi kalau mother of creative industry adalah book industry,” ujar Menparekraf Sandiaga di Jakarta.
Subsektor penerbitan menempati posisi ke-empat setelah dari 17 subsektor ekonomi kreatif di bawah Kemenparekraf/Baparekraf. Tercatat kontribusi terhadap PDB mencapai Rp69 triliun per tahun.
“Saya mengajak semua masyarakat untuk menghadiri Indonesia International Book Fair 2024. Mudah-mudahan sukses dan bisa terus menginspirasi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Sandiaga.
Ketua Panitia IIBF 2024, Wedha Stratesti Yudha, menjelaskan kehadiran IIBF memiliki dua tujuan utama yakni mempromosikan gerakan membaca sehingga meningkatkan minat baca masyarakat serta menjadi poros industri kreatif terutama di Indonesia yang menjadi tujuan besar IIBF.
Karenanya dalam penyelenggaraan ke-44, IIBF tahun ini menampilkan kegiatan ekonomi berbasis IP, termasuk Indonesia Rights Fair, Book to Screen, dan seminar hak kekayaan intelektual, dengan tagline “Celebrate Reading and Beyond!”.
“Adanya IIBF juga akan mempermudah akses masyarakat kepada buku. Karena kalau dilihat minat baca dinilai rendah di Indonesia sebetulnya tidak. Hanya saja tadi akses kepada buku itu sulit. Sehingga dengan adanya pameran ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat luas,” kata Wedha.
Wedha memproyeksikan pengunjung yang hadir pada IIBF 2024 bisa mencapai sebanyak 300 ribu orang terdiri atas pembaca, penerbit, kalangan profesional, serta para pelaku ekraf. Dimana transaksi yang terjadi untuk pembelian buku ditaksir mencapai sekitar Rp3 miliar.
“Tetapi karena untuk business to business yang profesional, pertukaran IP, dan juga konten kita ke bahasa lain, ke negara lain itu kalau diproyeksikan bisa sampai Rp103 miliar,” ujar Wedha.
Ketua Umum IKAPI, Arys Hilman Nugraha, menerangkan antusiasme masyarakat dalam IIBF sangat besar dibandingkan tahun sebelumnya. Para peserta nantinya juga akan datang dari 15 negara, termasuk 125 penerbit, 23 universitas, 45 literary agent dan IP holder, serta perwakilan kementerian dan lembaga riset internasional.
“Ini (IIBF) bukan sekadar sebuah pameran buku, ini adalah destinasi. Destinasi ini adalah tujuan wisata untuk bisa bertemu dengan apa yang selama ini mungkin dikagumi, seperti para penulis,” ujar Arys.