Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID – Pelaku industri mebel dan kerajinan dituntut memiliki kemampuan riset dan pengembangan pasar (R&D) yang mumpuni untuk bisa menembus pasar di negara tujuan.
Adanya riset dan pengembangan yang tepat, pelaku industri bisa mengetahui preferensi konsumen di negara tujuan dan memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Abdul Sobur, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengatakan pengembangan R&D serta pengembangan teknologi berpengaruh besar terhadap kemampuan pelaku usaha menembus pasar dunia. Iklim di negara-negara Asia dan Afrika tentu berbeda dengan iklim di negara Amerika dan Eropa.
“Produk furnitur kita harus bisa diproduksi sesuai dengan iklim di negara tujuan agar produknya bisa memiliki usia pakai yang panjang,” kata Abdul Sobur.
Andika dari Indospace mengatakan bahwa konsumen Amerika dan Australia lebih memilih produk yang tahan cuaca ekstrem, sementara konsumen Eropa lebih menyukai produk yang estetik.
“R&D akan sangat membantu menentukan jenis bahan baku yang perlu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen global,” ujarnya.
Pemanfaatan teknologi digital juga bisa membantu pelaku usaha menembus pasar global. Berbagai kanal sosial media, situs perusahaan, serta pemasaran produk melalui e-commerce akan memperluas jangkauan pasar.
Laporan Statista menyebut pasar e-commerce furnitur di dunia diperkirakan mencapai lebih dari US$40 miliar pada 2030.
Para pelaku industri juga bisa memanfaatkan strategi omnichannel retailing yang menggabungkan berbagai saluran penjualan, baik online maupun offline. Mereka bisa mengunggah foto produk mereka di Instagram yang diintegrasikan dengan link ke situs perusahaan atau marketplace untuk memudahkan pelanggan membaca ulasan tentang produk.
Pelanggan dapat berinteraksi dengan pelaku industri melalui berbagai platform, seperti toko fisik, e-commerce, media sosial, aplikasi mobile, dan marketplace, dengan data yang terintegrasi di semua kanal.
Saat ini, beberapa pelaku industri terlihat sudah mulai memanfaatkan sosial media seperti Instragram untuk mempromosikan produk mereka. Peningkatan literasi digital melalui berbagai pelatihan diperlukan untuk membekali pelaku industri agar bisa membuat caption yang tepat, memanfaatkan SEO, menentukan product display, dan lain-lain untuk menarik pelanggan baik lokal maupun internasional.
Vaibhav Bhandari, Portfolio Director, NürnbergMesse India, kurang lebih menyatakan hal yang sama saat menjadi pembicara di acara seminar pada IFEX 2025. Ia melihat pemanfaatan teknologi digital termasuk e-commerce akan sangat membantu promosi dan penjualan produk furnitur, khususnya ke konsumen berusia muda.
Produk Unggulan IFEX
Produk mebel dan kerajinan yang hadir pada ajang IFEX 2025 memanfaatkan berbagai bahan baku seperti kayu, rotan, bambu, kulit, besi, kaca, kain, dan lain-lain. Beberapa peserta juga menggunakan bahan daur ulang yang menjadi keunggulan mereka.
Kenyo Living, misalnya, yang menggunakan materi kayu jati recycle dengan desain timeless yang menjadi ciri khas produk mereka dan banyak dicari oleh konsumen.
Pada pameran ini pengunjung juga bisa menemukan replika Groot yang dibentuk dengan berbagai potongan kayu, serta Gorilla raksasa yang terbuat dari material logam. Keunikan produk yang dihadirkan pada ajang IFEX menjadi daya tarik bagi buyers internasional.
Setiap tahun produk yang ditampilkan mengalami peningkatan baik dari segi desain, materi, dan lain-lain. Seperti diungkap oleh Vaibhav, yang selain menjadi pembicara juga merupakan pengunjung setia IFEX, “The products at IFEX speaks for itself” atau bisa diartikan bahwa produk-produk yang ditampilkan pada IFEX merupakan produk terbaik.
Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo mengungkapkan produk dan exhibitor yang ditampilkan di IFEX 2025 sudah dikurasi sehingga kualitasnya terjamin. Pihaknya akan berusaha untuk selalu menampilkan produk yang unik, menarik, berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
“Produk yang hadir pada IFEX menggambarkan kemampuan pelaku industri untuk menembus pasar dunia dan kami akan terus berusaha untuk membantu meningkatkan target nilai ekspor industri furnitur nasional,” ucap Daswar Marpaung.
IFEX 2025 sendiri berlangsung selama 4 hari tepatnya pada 6-9 Maret 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.