Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID— Titian peraga show kedua di hari perdana BTN Indonesia Fashion Week 2025 suguhkan karya student lintas fashion school bertajuk Urban Art pada Rabu (28/5), Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Para student dari Immerse Fashion Academy, UIC College of Fashion, FAVOR presents Susan Budihardjo x GYD, FAVOR presents Fashion Crafty Jakarta x Meg Contemporer, Sparks Fashion Academy, LaSalle College, dan Taylor’s University Malaysia memamerkan hasil rancang busana dalam merespon ragam kultur Jakarta sesuai dengan tema Ronakultura Jakarta.
Immerse Fashion Academy membuka gelaran dengan koleksi enam busana memadukan element armour classic dengan siluet modern, material keras
dan lembut.
Karya ini terinspirasi dari semangat, keberanian, dan keteguhan Joan of Arc sebagai ikon sejarah yang berani menembus batasan zaman dan gender.
“Setiap potongan design, kami ingin menghadirkan kekuatan naratif tentang keberanian perempuan, transformasi indentitas, dan kekuatan dalam kelembutan,” Jira Chanting, principal Immerse Fashion Academy.
Dihadirkan pula tujuh busana perempuan menghadirkan kimono kebaya dalam format multi looks menggabungkan dua warisan budaya yang besar.
Berlanjut UIC College of Fashion menyuguhkan koleksi bertemakan “The Spirit of Keraton Jogjakarta”. Menghadirkan warisan budaya dalam desain masa kini sebagai sebuah pernyataan visual dari generasi muda yang berpikiran global, namun berpijak kuat pada akar lokal.
*Delapan desainer muda tampil membawakan karya kaya makna melalui siluet nan berani, struktur eksperimental, dan eksplorasi tekstil mendalam,” kata Niluh Aimee Sukesna, Head of Campus UIC College of Fashion.
Sukesna menegaskan peran UIC College of Fashion.sebagai inkubator talenta kreatif melahirkan desainer muda yang berani menyulam masa depan dari akar budaya mereka sendiri.
Selanjutnya, FAVOR presents Susan Budihardjo x GYD menghadirkan koleksi dengan style preppy dan sedikit edgy, dengan penggunaan warna soft seperti lilac, broken white, sedikit hint fushia dan lime green, serta biru menonjolkan sisi anak-anak nan cheerful, fun, dan smart.
“Koleksi ini relate dengan anak-anak kelahiran tahun 2010-2024 sebab energetic, smart, kritis, dan melek dengan teknologi,” kata Agied Derta, desainer dari Susan Budiardjo Fashion Forward Institute.
Setelahnya, disambung FAVOR presents Fashion Crafty Jakarta x Meg Contemporer menampilkan koleksi ” Heritage Reimagined” mengeksplorasi kembali kekayaan budaya Indonesia.
“Saya ingin menghidupkan kembali esensi warisan melalui perspektif baru dengan tetap menghormati akar tradisi, namun tidak takut memperbaruinya dalam bentuk lebih kontemporer,” kata Megasandra, desainer Meg Contemporer.
Parade mode berlanjut menghadirkan koleksi karya student Taylor’s University Malaysia dengan statement penting dari keragaman kultur di dalam tata rancang busana.
Dari Malaysia, show beralih pada koleksi desainer muda Sparks Fashion Academy yang menggambarkan modernitas sebuah Ibukota dengan warisan dan transformasi berjalan bersamaan dalam tema “Inheritance Soul”
Mengusung Future of Tradition, Earthy Dyed, serta Roots and Rituals membuat rangkaian koleksi tersebut tampak megah dengan siluet modern struktural dan kontemporer terinspirasi dari tradisional kostum ciri khas sebuah budaya, kombinasi busana berbasis kain etnik dari pengrajin lokal Indonesia, dan perpaduan warna-warna earth tones dari cokelat tanah, merah bata, hitam, dan sentuhan warna emas.
“SFA sangat bangga menampilkan karya Rising Desainer di IFW 2025. Ajang seperti ini juga sangat penting diikuti siswa untuk semakin memperkenalkan karya mereka dan menjadi test pasar untuk melihat minat terhadap koleks nan akan diluncurkan,” kata Elissa C Haryanto, Head of Academic Sparks Fashion Academy.
Show pamungkas hadirkan koleksi dari 13 student LaSalle College dalam dua parade Hybrid dan Spectra dengan menelusur kekayaan wastra Timor.
“Bila dihubungkan dengan Ronakultura Jakarta, artinya sebagai melting pot bertemunya ragam budaya nasional maupun internasional. karya hasil desain LaSalle College tampil lebih kaya dan berkarakter di dalam keragaman kultur tersebut,” Shinta Djiwatampu sebagai pengajar LaSalle College.