
Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID — BTN Indonesia Fashion Week 2025 hari kedua, Kamis, (29/5), digelar dengan peragaan busana gaun pengantin (bridal) spesial bertajuk The Daughters of Eve.
Unjuk koleksi ini diampu desainer yang berfokus pada koleksi bridal Abineri Ang. Ia melibatkan sembilan desainer diantaranya Nicole Boenawan, Vanessa Khosasi, Megallery.studio by Mega Ramadhani, Naomi Humara, Color Paradise, White Petals Atelier, Cinthia Ang, Jannice Marvellyn Wong, dan Rei Nathaca.
Tema The Daughters of Eve sengaja dipilih Abineri Ang karena ingin memberi kebebasan seluas-luasnya merancang busana semata-mata sebagai karya ‘Anak-Anak Hawa’.
“Saya ingin kasih kebebasan kepada perancang sebab saat fashion show justru rancangan busana harus se-kreatif mungkin karena dibuat bukan untuk klien,” kata Abineri Ang.
Koleksi rancangan Nicole Boenawan dengan signature perpaduan gaun pengantin dan cheongsam mengusung tema “Renewed Within” membuka show. Tema ini menekankan perjalanan spiritual perubahan dari dosa menjadi kembali murni dengan pembaruan terjadi di setiap prosesnya.
“Karya koleksi di debut perdana IFW tergolong pada salah satu dari empat langkah dilalui orang beriman menuju puncak, antara lain pendosa, proses, menjadi (sudah, tetapi belum sepenuhnya), dan akhirnya, penyempurnaan, nan di dalamnya seseorang mencapai surga baru,” kata Nicole Boenawan.
Setelahnya, koleksi Vanessa Khosasi menyajikan tema busana En Rêve menghadirkan 12 gaun dengan siluet A-line nan lembut namun tegas, dengan material korset bermanik-manik ditambah detail rok lipit kombinasi satin dan organza.
“Inspirasi koleksi hadir dari dualitas nan hidup dalam diri setiap perempuan, seperti lembut namun Tangguh dan feminin namun kuat. Elegan dalam kehadirannya, dan terstruktur dalam tujuan,” kata Vanessa Khosasi.
Peragaan busan melanjut karya rancang Megallery.studio by Mega Ramadhani dengan 12 set busana menampilkan siluet lembut nan mengalir, struktur asimetris, dan permainan layering sehingga menghadirkan dinamika emosional.
Potongan motif Jacguard dengan detail lipit geometris dan gaun multifungsi menjadi ciri utama dari desain mengusung tema “Fashion Soul”, dengan pilihan palet warna mengeksplorasi estetika menggabungkan kedalaman emosi, ekspresi pribadi, dan kekuatan warna sebagai bahasa batin.
“Koleksi bertema ‘Fashion Soul’ sebenarnya ingin menyelami berbagai praktik mindfulness dan menghadirkannya dalam bentuk visual melalui tekstur kain, motif simbolik, dan palet warna nan menenangkan namun bertenaga,” tegas Mega Ramadhani.
Perayaan koleksi bridal terus berlanjut memamerkan koleksi Naomi Humara, menampilkan karya busana dengan kelembutan tetapi tetap tegas bekarakter.
Disambung kemudian koleksi Color Paradise dengan keunikan gaun sebagai panjang untuk dibubuhkan goresan warna sebaik lukisan dengan objek animal.
Setiap sayap, tanduk, dan sorot mata digoreskan bukan hanya untuk keindahan, tetapi juga untuk kejujuran makna.
“Setiap lukisan dress; memiliki makna khusus dibuat untuk memancarkan kepribadian pemiliknya. Telah menjadi misi agar setiap pengguna bisa terhubung dengan karya kami. Jelas, ini bukan sekadar lukisan, tetapi cerminan dari diri penggunanya,” tulis Color Paradise pada siaran persnya.
Show terus melanjut menyuguhkan koleksi “Ball of the Seasons” kreasi White Petals Atelier untuk mencerminkan esensi unik 12 personal color sub-seasons dengan tiap gaun dirancang agar selaras mengikuti palet alami setiap pengantin dari kehangatan Warm Spring hingga regal drama Cool Winter.
Di bawah bimbingan konseptual dari Polene Tan sebagai Kepala Ahli Undertone di Jakarta International Color Academy (JICA), koleksi ini tidak hanya mengeksplorasi elemen alami dengan mulus, tetapi juga memadukan kepraktisan ke dalam dunia desain mutakhir.
“Kami ingin calon pengantin tidak hanya tampil paling cantik di hari besar mereka, tetapi juga agar setiap gaun terasa seperti kulit kedua, sesuatu menonjolkan pancaran batin setiap pengantin,” kata Shalena Beatrice dari White Petals Atelier.
Usai mengeksplorasi warna, pertunjukkan parade mode beralih pada gaun dengan spirit keanggunan hasil kreasi debut Cinthia Ang di bawah naungan L’ Atelier de Cinthia Ang.
Koleksi bertajuk PERENNIALS Spring/Summer 2026 mencakup busana siang hingga malam, dan gaun pengantin, nan masing-masing dipadukan dengan estetika feminin lembut ditampilkan dalam siluet romantis.
Istilah “Perennial” melambangkan kesinambungan, kelahiran kembali, dan keindahan abadi dari cita-cita inti brand-nya,
“Debut ini bukan sekadar presentasi tetapi undangan untuk menyaksikan suara baru dalam dunia mode, suara menghargai keanggunan alam, kekuatan bercerita melalui mode, dan keyakinan bahwa kecantikan, jika diciptakan dengan tujuan, benar-benar dapat bertahan lama,” kata Cinthia Ang.
Pagelaran berlanjut dengan penampilan dari koleksi Jannice Marvellyn Wong berjudul “Iredescent” merupakan sebuah koleksi couture penuh dengan warna dan kemewahan Wedding Ball gown dengan draping di bagian korset dan full
Pettycoat ditutup dengan bahan mikado dihiasi dengan aplikasi bunga tiga dimensi (3D).
“Saya menggunakan material brokat, jacquard, satin, mikado dan masih banyak lagi. koleksi Iredescent terinspirasi dari busana pesta mewah favorit,” Jannice Marvellyn Wong.
Setalah delapan desainer menampilkan karya terbaiknya, gelaran “The Daughters of Eve” ditutup dengan koleksi Rei Nathaca dengan dua belas gaun perempuan bersiluet tegas namun mengalir, dipadukan dengan detail indah mencerminkan esensi ENIGMA sebagai keindahan tidak langsung terungkap, namun justru memikat karena misterinya.
“Berangkat dari mimpi untuk menghadirkan karya couture tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan personal sehingga koleksi ENIGMA menjadi langkah awal memperkenalkan identitas brand menggabungkan keanggunan, keberanian, dan keunikan dalam satu narasi yang memikat,” kata Reinatha.