Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID– Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menerima audiensi dari Miles Film.
Keduanya membahas pengembangan aktivasi kolaborasi dan pendistribusian film Indonesia seperti Rangga & Cinta agar bisa menembus tayang ke layar global.
“Kementerian Ekraf akan mendukung Film Rangga & Cinta dengan bentuk kolaborasi bersama berbagai pihak untuk merancang promosi atau pemasaran film yang kreatif,” ujar Wamenekraf Irene di Jakarta.
Kementerian Ekraf juga akan mengkaji indikator pendistribusian film ke negara lain dengan memahami preferensi dan potensi dari konten produksi film serta aktivasi promosi film tersebut.
“Kami juga ingin memperluas jaringan distribusi film Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” lanjutnya.
Irene menilai perlu ada upaya strategi menjangkau layar lokal terlebih dahulu dalam jalur menghidupkan koridor ekonomi kreatif Jakarta dari Blok M sampai Kota Tua.
ia menambahkan salah satu pendekatan atau aktivasi kolaborasi bisa dilakukan dengan InJourney supaya bisa buat aktivasi di Bandara International Soekarno Hatta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Garuda Indonesia, dan tempat atau kanal lain untuk mewujudkan kolaborasi lintas sektor yang mendukung industri film Indonesia.
“Kementerian Ekraf akan mendukung Film Rangga & Cinta dengan bentuk kolaborasi bersama berbagai pihak untuk merancang promosi atau pemasaran film yang kreatif,” kata Wamenekraf.
“Salah satu subsektor ekonomi kreatif seperti film harus terus berjalan dan terjaga ekosistemnya. Maka, suatu karya film harus bisa menjadi Intellectual Property (IP) yang harus diperhatikan aspek keuangan, strategi distribusi, dan aktivasi kolaborasi dengan berbagai lembaga maupun jenama lokal sehingga peningkatan kerjasama bisa membawa nilai tambah ekonomi,” tambahnya.
Sedangkan Produser Miles Films, Mira Lesmana, menilai keberadaan Kementerian Ekraf menjadi harapan bagi industri kreatif khususnya subsektor film untuk mendorong para sineas perfilman nasional terus berkarya dan karya filmnya memiliki jalur distribusi yang lebih luas.
“Film yang dibuat di Indonesia, terutama yang bisa menggambarkan kehidupan manusia Indonesia biasanya memperlihatkan seperti apa Indonesia secara kultur dan harusnya bisa diperlihatkan ke dunia internasional. Tentu untuk distribusi film bisa melalui beberapa channel, salah satunya dengan memutar film-film Indonesia di festival-festival luar negeri sehingga market kita bisa terbuka lebih jauh lagi,” ungkap Mira Lesmana.
Sebagai pembina Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Mira Lesmana juga meyakini bahwa peran Kemenekraf sangat penting untuk mendukung dari sisi kreator supaya terus bisa kreatif, produktif, dan menjadikan karya-karya film sebagai IP yang kuat sehingga membantu dari sisi ekonomi.
Diskusi ini juga membahas strategi produksi dan pemasaran film Rangga & Cinta yang akan rilis pada tanggal 2 Oktober 2025.
“IP Ada Apa Dengan Cinta sangat besar dan sudah melakukan beberapa eksplorasi melalui film terbaru yang bakal dirilis, Rangga & Cinta. Tak hanya ceritanya, ikonik dari para pemeran, kumpulan puisi, dan lagu-lagu dalam film akan lebih kental untuk merayakan kisah AADC. Semua orang bisa merayakan masa SMA, merayakan keindahan puisi, dan merayakan keindahan lagu melalui berbagai kegiatan promosi, merchandise, buku, fesyen, kosmetik, dan produk-produk lokal lainnya,” ujar Mira Lesmana.
Miles Film sendiri merupakan rumah produksi yang berdiri sejak 1995 dan dikenal sebagai pelopor kebangkitan perfilman Indonesia dengan merilis Petualangan Sherina (2000) dan Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang menandai kembalinya drama remaja di industri film Indonesia.
Selama lebih dari dua dekade, Miles Film telah menghasilkan berbagai macam format film seperti art house, dokumenter, film pendek, film panjang, yang biasanya menjadi box office untuk layar film nasional.
Salah satu IP film unggulan Miles Film yaitu Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang meraih lebih dari 2,7 juta penonton dan Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016) yang meraih lebih dari 3,7 juta penonton.
Jumlah penonton tertinggi diraih untuk film Laskar Pelangi (2008) yang mencapai lebih dari 4,7 juta penonton.