Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID – Proses kreatif di balik layar pembuatan film animasi Pelangi di Mars yang digarap DossGuavaXR Studio ditinjau langsung Wamen Ekraf Irene Umar.
Dalam kunjungannya tersebut Irene menyoroti potensi komersialisasi dan pemasaran film tersebut.
“Kita harus pikirkan juga mau aktivasi di mana dan konsepnya seperti apa untuk film animasi Pelangi di Mars. Ada beberapa lokasi potensial untuk aktivasi Mars Experience seperti di Taman Mini, Lippo Mall Nusantara, bandara, dan stasiun kereta api,” ucap Wamen Ekraf.
Irene mengapresiasi DossGuavaXR yang bisa mempertemukan talenta real dengan dukungan teknologi yang canggih. Namun potensi kreatif lainnya disebut Wamen Ekraf Irene perlu juga diaktivasi.
“Semua bisa dilakukan kolaborasi, termasuk dengan memunculkan ide pembuatan merchandise atau collectible item nantinya,” katanya.
Proses produksi film animasi ini menurut Irene, harus tahu betul offering business modelnya seperti apa kemudian mengarahkan juga call to action sehingga fokusnya membangun eksposur Intellectual Property (IP) dari karya yang telah dibuat.
“Melalui lisensi, kolaborasi, dan penjajakan potensi para pembuat animasi harus bergeser ke arah prioritas eksposur IP tadi setelah melewati tantangan investasi di awal,” tandasnya.
Film animasi Pelangi di Mars memanfaatkan teknologi produksi virtual yang disebut Extended Reality (XR), termasuk dinding LED untuk menciptakan latar belakang atau set tempat maupun karakter 3D yang realistis sehingga cukup menempatkan pemeran untuk live action dalam produksinya.
Pendekatan proses kreatif yang dikemas DossGuavaXR Studio ini juga sering dipakai untuk iklan dan dikenal dengan istilah StageCraft sebagai bentuk teknologi efek visual yang lebih inovatif.
Selain live action shot, Pelangi di Mars juga menggarap motion picture yang menggunakan body actor.
Sutradara Upie Guava menjelaskan progres secara teknikal film animasi Pelangi di Mars sekitar 10 persen pada tahap akhir meliputi finishing sound design, grading, animation visual effects (VFX), dan beberapa revisi bagian lain.
“Awalnya kami merasa sendirian dalam memulai perjalanan proses kreatif film ini sehingga terus belajar dan update knowledge dari banyak hal, termasuk memastikan film animasi ini punya market kids and family sebagai proyeksi pasaran luas,” kata Upie.
“Ketika Jumbo sudah diterima masyarakat, confidence level kami makin tinggi. Begitu juga saat bertemu dengan Wamen Ekraf hari ini dengan ditawarkan beragam opportunity yang membuat kami merasa on the right track,” imbuhnya.
Film animasi Pelangi di Mars bercerita tentang manusia pertama yang lahir di Mars bernama Pelangi dan tumbuh bersama robot-robot cerdas seperti Batik, Kimchi, Petya, Sulil, dan Yoman.
Mereka punya misi penting untuk menemukan mineral ajaib, Zeolit Omega yang bisa menyelamatkan bumi.
“Jangan lupa nonton Pelangi di Mars sebagai karya yang kami jahit dengan hati dan keseriusan. Mudah-mudahan bisa berkontribusi buat mimpi besar anak-anak Indonesia di masa depan,” harap Upie.
Petualangan sinematik ini akan menjadi bagian dari universe Pelangi di Mars mulai tahun 2026.




















