Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga
Salahuddin Uno menyebut penyelenggaraan Festival Kuliner 1001 Bebek di Bangkalan, Jawa Timur,
merupakan salah satu upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.
Menparekraf Sandiaga saat membuka Festival Kuliner 1001 Bebek di depan Pendapa Agung
Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/3) malam, menjelaskan potensi kuliner sebagai salah satu
subsektor ekonomi kreatif di Bangkalan menjadi salah satu modal utama dalam membangkitkan
ekonomi masyarakat. Kuliner khas ini sangat potensial lantaran memiliki cita rasa yang unik
dan disukai banyak masyarakat.
Festival kuliner unggulan di Bangkalan itu sempat vakum selama dua tahun sejak awal pandemi.
Sandi mengatakan, hampir semua sektor ekonomi dan pariwisata tiarap selama dua tahun akibat
pandemi. Namun, sektor tersebut kini perlahan mulai bangkit seiring terus membaiknya kondisi
Covid-19.
“Termasuk salah satunya sektor wisata kuliner. Salah satunya seperti olahan bebek yang menjadi
unggulan Kota Bangkalan,” katanya. Sandi menambahkan, kebangkitan sektor wisata kuliner usai
pandemi juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya apresisasi, hari ini kita melihat antusiasme masyarakat Bangkalan, Jawa Timur, seiring
dengan penanganan Covid-19 yang semakin terkendali dan membaik. Selain juga penerapan protokol
kesehatan yang ketat dan disiplin. Ini menjadi awal kebangkitan untuk kembali membuka peluang
usaha dan lapangan kerja di sektor kuliner maupun ekonomi kreatif lainnya dan juga sektor
pariwisata yang terus kita bangun,” katanya.
“Saya gunakan batik dengan aroma terapi. Tongkos yang seperti kopiah kolaborasi udeng ini juga
bisa menjadi produk ekonomi kreatif untuk oleh-oleh. Jadi kalau ke Bangkalan jangan jadi
Rohali (rombongan hanya lihat-lihat) tapi harus jadi Rojali (rombongan jadi beli) produk-produk ekonomi kreatif Bangkalan,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga yang hadir bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak dan
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran, memakai tongkos yakni topi khas masyarakat Bangkalan
yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif selain kuliner.
Ia juga sempat mencicipi beberapa olahan kuliner bebek yang ada di festival yang sudah 4 kali
terselenggara itu. Dan ada beberapa makanan khas Bangkalan lainnya yang disuguhkan seperti
Topak Ladeh, Tajin Sobih, Nasi Serpang, Nasi Nya’ Litik, hingga Nasi Amboina.
“Saya mencoba sate bebek. Tadi ada dua varian yang satu pake kecap dan satu lagi pakai kelapa.
Dan sate bebek yang pake kecap itu super enak. dan ini bisa menjadi varian unggulan, nanti
kalau bisa dibuatkan cerita di balik kuliner bebek tersebut,” ujarnya.
“Saya dapat cerita dari Pak Bupati ternyata setiap akhir pekan terjual 5.000 ekor bebek sampai
bebeknya harus didatangkan dari Kediri,” kata Sandiaga.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga
Salahuddin Uno menyebut penyelenggaraan Festival Kuliner 1001 Bebek di Bangkalan, Jawa Timur,
merupakan salah satu upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.
Menparekraf Sandiaga saat membuka Festival Kuliner 1001 Bebek di depan Pendapa Agung
Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/3) malam, menjelaskan potensi kuliner sebagai salah satu
subsektor ekonomi kreatif di Bangkalan menjadi salah satu modal utama dalam membangkitkan
ekonomi masyarakat. Kuliner khas ini sangat potensial lantaran memiliki cita rasa yang unik
dan disukai banyak masyarakat.
Festival kuliner unggulan di Bangkalan itu sempat vakum selama dua tahun sejak awal pandemi.
Sandi mengatakan, hampir semua sektor ekonomi dan pariwisata tiarap selama dua tahun akibat
pandemi. Namun, sektor tersebut kini perlahan mulai bangkit seiring terus membaiknya kondisi
Covid-19.
“Termasuk salah satunya sektor wisata kuliner. Salah satunya seperti olahan bebek yang menjadi
unggulan Kota Bangkalan,” katanya. Sandi menambahkan, kebangkitan sektor wisata kuliner usai
pandemi juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Saya apresisasi, hari ini kita melihat antusiasme masyarakat Bangkalan, Jawa Timur, seiring
dengan penanganan Covid-19 yang semakin terkendali dan membaik. Selain juga penerapan protokol
kesehatan yang ketat dan disiplin. Ini menjadi awal kebangkitan untuk kembali membuka peluang
usaha dan lapangan kerja di sektor kuliner maupun ekonomi kreatif lainnya dan juga sektor
pariwisata yang terus kita bangun,” katanya.
“Saya gunakan batik dengan aroma terapi. Tongkos yang seperti kopiah kolaborasi udeng ini juga
bisa menjadi produk ekonomi kreatif untuk oleh-oleh. Jadi kalau ke Bangkalan jangan jadi
Rohali (rombongan hanya lihat-lihat) tapi harus jadi Rojali (rombongan jadi beli) produk-produk ekonomi kreatif Bangkalan,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga yang hadir bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak dan
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran, memakai tongkos yakni topi khas masyarakat Bangkalan
yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif selain kuliner.
Ia juga sempat mencicipi beberapa olahan kuliner bebek yang ada di festival yang sudah 4 kali
terselenggara itu. Dan ada beberapa makanan khas Bangkalan lainnya yang disuguhkan seperti
Topak Ladeh, Tajin Sobih, Nasi Serpang, Nasi Nya’ Litik, hingga Nasi Amboina.
“Saya mencoba sate bebek. Tadi ada dua varian yang satu pake kecap dan satu lagi pakai kelapa.
Dan sate bebek yang pake kecap itu super enak. dan ini bisa menjadi varian unggulan, nanti
kalau bisa dibuatkan cerita di balik kuliner bebek tersebut,” ujarnya.
“Saya dapat cerita dari Pak Bupati ternyata setiap akhir pekan terjual 5.000 ekor bebek sampai
bebeknya harus didatangkan dari Kediri,” kata Sandiaga.