Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus siap mengambil keputusan yang berani, dan tidak membiarkan perbedaan menghalangi negara-negara anggotanya untuk melangkah maju.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melalui keterangan tertulisnya, usai pembukaan Pertemuan ke-34 Dewan Koordinasi ASEAN (34th ACC) di Jakarta.
Pertemuan 34th ACC merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Menlu Retno mengatakan, bahwa sangat penting bagi ACC untuk bisa merekomendasikan langkah-langkah terbaik yang harus diputuskan oleh para pemimpin ASEAN.
“Dalam KTT itu kita akan mengambil banyak keputusan penting, yang akan menentukan masa depan ASEAN sebagai sebuah komunitas dan institusi,” ujar Retno.
Hal tersebut, mencakup langkah untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam krisis dan situasi darurat, serta langkah untuk memperkuat kapasitas ASEAN dalam menanggapi tantangan yang muncul di kawasan.
Retno menambahkan, bahwa ASEAN sedang berada di persimpangan jalan dan kredibilitas serta relevansi ASEAN sedang dipertaruhkan. “Bisa atau tidaknya ASEAN maju atau tidak sepenuhnya bergantung pada kita,” tegas Retno.
Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) bertanggung jawab mengawasi pengembangan dan pelaksanaan dokumen seperti yang ditugaskan oleh pemimpin ASEAN.
Dokumen tersebut harus meminta masukan dan persetujuan lintas pilar dari tiga Dewan Komunitas ASEAN, yaitu Dewan Masyarakat Politik Keamanan ASEAN (APSC), Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC), dan Dewan Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC) sebelum diserahkan pada pemimpin ASEAN.
KTT ke-43 ASEAN yang diketuai oleh Indonesia mengambil tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tema tersebut bermakna bahwa Indonesia ingin ASEAN menjadi relevan dan penting serta menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.