Setelah berbagai rangkaian proses pelumbungan karya di seluruh Indonesia sejak bulan Juli 2023, Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 resmi dibuka di Galeri Nasional Indonesia pada Jumat malam (20/10). PKN akan berlangsung hingga 29 Oktober.
PKN merupakan gelaran dwitahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2019 silam.
Sejalan dengan semangat Merdeka Berbudaya yang digelorakan Kemendikbudristek, perhelatan PKN 2023 mengusung tema ‘Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan’. Tema ini merupakan cerminan dari pengembangan konsep lumbung padi dan praktik gotong royong yang berlaku di Indonesia.
“Kita mewarisi gagasan lumbung padi dan gotong royong sebagai satu bangsa yang besar dan terus bersatu di tengah keragaman budaya dan tradisi serta perkembangan zaman. Merawat bumi, Merawat Kebudayaan merupakan misi, visi, dan panggilan aksi kepada kita semua untuk menjaga kebudayaan dan alam, dua hal yang tidak terpisahkan dan saling memengaruhi,” jelas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.
Nuansa keseruan dan kemeriahan sangat terasa saat pembukaan PKN 2023 yang berlangsung dan dipusatkan di Gedung Galeri Nasional ini. Begitu besar antusias masyarakat yang hadir dalam pembukaan PKN.
Sejumlah kegiatan menarik digelar, seperti layar tancap, panggung hiburan rakyat, rembong dangdut era 80-an dan prosesi potong tumpeng yang dilakukan sesuai filosofi.
Kehadiran 20 gerobak kuliner sebagai jamuan bersama untuk seluruh masyarakat yang hadir disuguhkan dalam kegiatan PKN yang menambah semarak suasana.
Tidak hanya itu, di lokasi PKN ini juga terdapat tempat bermain anak, loka karya, diskusi seniman, pasar ilmu dan bazar barter. Pembukaan dan peresmian ini sekaligus menjadi penanda bahwa PKN 2023 siap menyambut masyarakat di ruang tamu-ruang tamu.
Menurut Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, pendekatan ruang tamu ini diharapkan menjadi konsep terkini, yang bisa memantik percakapan. Tidak hanya antar pelaku budaya, tapi juga antar masyarakat atau pengunjung sehingga membuka peluang kolaborasi dan aksi kolektif untuk memperpanjang semangat Indonesia melumbung untuk melambung.
Tidak hanya berpusat di Gedung Galeri Nasional, PKN juga diselenggarakan di 40 titik yang tersebar di Jabodetabek dengan 450 event yang melibatkan 800 pelaku budaya. Pekan Kebudayaan Nasional 2023 diselenggarakan mulai 20 hingga 29 Oktober 2023.
Hilmar Farid mengatakan bahwa PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi pemajuan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.
“Gelaran ini adalah wadah untuk mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia,” tutur Hilmar Farid.
Pada pembukaan PKN 2023, ditampilkan prosesi potong tumpeng yang dilakukan sesuai filosofi, penampilan tari dan inklusivitas dari Gigi Art Dance, serta lantunan dari tiga empu sudut beranda Rantai Bunyi yakni Achmad (Kik Mad); Keroncong Stambul Fajar, Bangka Belitung; La Asiru, Gambus Wakatobi, Sulawesi Tenggara; dan Kahi Ata Ratu, Jungga Sumba, Nusa Tenggara Timur. Ada juga penampilan Rombong Dangdut, serta kehadiran 20 gerobak kuliner sebagai jamuan bersama untuk seluruh masyarakat yang hadir.
Pembukaan dan peresmian ini sekaligus jadi penanda bahwa PKN 2023 siap menyambut masyarakat di ruang tamu-ruang tamunya. Pendekatan ruang tamu ini sendiri sebagai konsep diharapkan bisa memantik percakapan, tidak hanya antar pelaku budaya tapi juga antar masyarakat/pengunjung sehingga membuka peluang kolaborasi dan aksi kolektif untuk memperpanjang semangat #IndonesiaMelumbung untuk Melambung.
“PKN memberi ruang dan wadah untuk membuka pintu kesempatan kolaborasi bagi siapa saja, tidak terbatas pada medan seni dan kebudayaan, tapi juga pada banyak hal lain yang bersinggungan dengan dua aspek tersebut. Semangat Indonesia Melumbung untuk Melambung diharapkan bisa terus bergulir terlepas dari selesainya rangkaian PKN 2023 serta bisa menjadi energi yang terus menginspirasi pegiat, pelaku, serta seluruh masyarakat di seluruh Indonesia untuk terus berkolaborasi dan berkreasi,” jelas Dirjen Hilmar.
Pada PKN 2023 ini, terdapat 40 titik ruang tamu di seluruh Jabodetabek, dengan empat titik ruang tamu utama yaitu Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT. Produksi Film Negara (Persero), dan MBloc Space.
Adapun 40 titik tersebut nantinya tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Kepulauan Seribu. Mulai dari kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Galeri Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, MBloc, PFN, Taman Suropati, Kampung Kali Pasir, Kelurahan Paseban, Kelurahan Galur, Pintu 6 Gelora Bung Karno, Taman Ismail Marzuki, Rubanah, Bundaran HI, Stasiun BNI City, Stasiun Palmerah, Gudskul, Pasar Cipulir, Kelurahan Ulujami, Blok M Square, Ateliar Ceremai, BKT Duren Sawit, Kongsi 8, Sanggar Anak Akar, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10, SMPN 195, Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Penjaringan, Stasiun Tanjung Priok, Kampung Kranggan Bekasi, Grand Galaxy Park Bekasi, UIN Syarif Hidayatullah Tangerang, Stasiun Bogor, Taman Ekspresi Bogor, Alun-Alun Kota Bogor, dan Kelurahan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Sepanjang 20 hingga 29 Oktober, mulai pukul 10.00 – 21.00 WIB, dalam PKN 2023 akan diadakan serangkaian pameran dan acara publik seperti lokakarya, diskusi seniman, pasar ilmu, bazaar barter, dan Festival Layar Tancap. Lokus kegiatan puncak acara PKN sendiri akan berlangsung di 40 titik di Jakarta yang terdiri dari ruang-ruang publik dan ruang komunitas.
Pekan Kebudayan Nasional atau yang lebih akrab disebut PKN adalah rangkaian acara dwitahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2019 silam. Pelaksanaan ini merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018. Mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.