Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
Pameran dan Konferensi Manajemen Bencana & Perlindungan Sipil Asia (Asia Disaster Management and Civil Protection Expo/ADEXCO) 2024 resmi dibuka hari ini, Rabu (11/9/2024), di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
ADEXCO, yang berlangsung hingga 14 September 2024, digelar bersamaan dengan rangkaian acara Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2024, pertemuan terbesar sektor energi dan engineering di Asia Tenggara.
Bertemakan “Advancing Resilience Sustainability”, ADEXCO 2024 berfokus pada penguatan komitmen Indonesia dalam penanggulangan bencana yang berkelanjutan. Salah satu tujuan utama pameran ini adalah menjadikan perlindungan sipil sebagai pilar penting dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Pameran juga diselenggarakan bersamaan dengan pameran Mining Indonesia dan Construction Indonesia, yang dirancang untuk mengatasi tantangan baru dari bencana alam dan sektor terkait.
ADEXCO pada edisi ketiga ini juga menghadirkan Forum Internasional Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR), hasil kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sejak Februari 2024, kolaborasi ini berjalan melalui podcast “Ngopi (Ngobrol Pintar) Bareng BNPB” yang menekankan pentingnya teknologi dan inovasi dalam mitigasi bencana.
Director Energy, Engineering, and Transport Pamerindo Indonesia, Lia Indriasari, dalam sambutannya mengatakan ADEXCO 2024 diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
“Rangkaian kegiatan ini akan menjadi landasan dalam membangun masa depan yang lebih inovatif, sekaligus memberi manfaat besar bagi perekonomian bangsa,” kata Lia.
Pameran ini menghadirkan berbagai program, seperti pengolahan limbah, pengurangan emisi karbon, dan berbagi pengetahuan mengenai mitigasi bencana. Setidaknya lebih dari 2.800 perusahaan dari 44 negara ikut ambil bagian dalam pameran yang memanfaatkan area seluas 105.000 meter persegi.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kerja sama internasional dan inovasi untuk menghadapi tantangan bencana global,” imbuhnya.
Sementara Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi pentahelix antara akademisi, pemerintah, komunitas, dan sektor swasta dalam menangani bencana.
“Kita memerlukan pendekatan yang tidak hanya menggabungkan aksi iklim, tetapi juga pengurangan risiko bencana serta inisiatif pembangunan berkelanjutan. Kerja sama internasional, mobilisasi sumber daya, dan adopsi solusi inovatif adalah kunci untuk terus membangun masa depan yang lebih baik,” tegasnya.