Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID – Perfilman nasional seharusnya memiliki pusat data agar peta jalan atau road map perfilman Indonesia ke arah yang lebih baik.
Hal tersebut disampaikan Wamenekraf Irene Umar saat bertemu dengan Rangkai Kreativitas Indonesia di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Irene menambahkan ekosistem perfilman Indonesia memiliki ruang kreatif dan terus meningkatkan kualitas tak hanya dari sisi produksi tetapi juga distribusi.
“Indonesia hanya melihat film yang laris dari penjualan tiket saja. Harusnya ada pusat data sehingga banyak sineas dan masyarakat terus mendukung salah satu sub sektor ekonomi kreatif seperti film Indonesia ini. Bisa terukur juga kerangka data dari berbagai sisi. Sinergi tersebut membuat regulasi pasar yang jelas agar ada roadmap dan tindak lanjut ke depan,” ujar Wamenekraf.
Wamenekraf Irene mengatakan pemerintah akan berupaya mempertahankan dan memperkuat ekosistem perfilman dari lokal ke global. Ini rangkaian berkelanjutan dari peran ekosistem perfilman Indonesia yang berbasis data dan pasar sehingga berdampak pada perekonomian nasional.
“Film-film yang dibawa ke ajang festival harus bawa nama baik bangsa dan mencerminkan budaya kita. Saat ada film yang berangkat ke festival Internasional, visibilitas, dan pengakuan terhadap film nasional akan lebih kuat nantinya,” kata Irene.
Sementara Rangkai Kreativitas Indonesia menjelaskan bahwa Indonesia sudah memiliki banyak aset film. Fokus 2025 harus diarahkan pada layanan teknologi atau digitalisasi terkait global film distribution, integrated cinema chain, copyright tracker, dan real-time analytics systems.
“Film Indonesia yang laku di Indonesia belum tentu bisa laris di luar negeri. Bicara ekosistem tentu aspek produksi, distribusi, ekshibisi, arsip, pendidikan, dan apresiasi harus terus diperhatikan,” kata Redemptus Rangga Raditya, CEO Rangkai Kreativitas Indonesia.
Rangkai Kreativitas Indonesia menyatakan kesiapannya menyusun konsep dan sistem Data Semesta Film Indonesia meliputi tenaga kerja, lembaga, sarana, kegiatan, penonton, hingga nilai pemanfaatan karya.