Soto Betawi merupakan soto yang khas dari daerah DKI Jakarta. Seperti halnya Soto Madura dan Soto Sulung, soto Betawi juga menggunakan jeroan. Selain jeroan, sering kali organ-organ lain juga disertakan, seperti mata, terpedo, dan juga hati.
Daging sapi juga menjadi bahan campuran dalam soto Betawi. Kuah soto Betawi merupakan campuran santan dan susu. Kedua campuran inilah yang membuat rasa soto Betawi begitu khas.
Istilah soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar tahun 1977-1978, tetapi bukan berarti tidak ada soto sebelum tahun tersebut. Yang memopulerkan dan yang pertama memakai kata soto Betawi adalah penjual soto bernama Lie Boen Po di THR Lokasari / Prinsen Park, tentunya dengan ciri khas cita rasa sendiri.
Banyak penjual soto pada masa tahun-tahun tersebut, biasanya menyebut dengan soto kaki Pak “X” atau sebutan lainnya. Istilah soto Betawi mulai menyebar menjadi istilah umum ketika penjual soto tersebut tutup sekitar tahun 1991. Ciri khas soto betawi adalah kuahnya mengandung susu tetapi kamu dapat menggantinya dengan santan. Bahan isi soto betawi biasanya daging dan jeroan sapi seperti babat dan paru.
Bumbu soto betawi di antaranya yaitu cengkih, kayu manis, pala, dan serai. Kamu juga dapat menambahkan minyak samin jika tersedia di rumah. Minyak samin juga menjadi ciri khas soto betawi.
Jika kamu berkunjung ke Jakarta Fair kamu harus mampir ke kampoeng Betawi yang ada di Gambir Expo dekat pintu F Jakarta Fair Kemayoran, jangan sampai kelewatan makanan khas betawi satu ini dan wajib untuk mencobanya.