
Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID – Jazz Gunung Series bakal genap berusia 17 Tahun, sebuah perjalanan panjang yang berawal dari event di Kawasan Bromo, menjelma menjadi salah satu event jazz yang memiliki kekhasan, keunikan tersendiri.
Jazz Gunung Bromo kembali hadir di Amphitheatre Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo. Pada penyelenggaraan di tahun 2025 ini, Jazz Gunung Series hadir dengan dukungan penuh dari BRI. Jazz Gunung Series terdiri dari tiga rangkaian events, yaitu BRI Jazz Gunung Series 1: Bromo pada tanggal 19 Juli, BRI Jazz Gunung Series 2: Bromo pada tanggal 26 Juli, dan BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen pada bulan Agustus.
Dimulai BRI Jazz Gunung Series 1: Bromo akan menghadirkan penampilan kelompok muda, Emptyyy, Trio “generasi mendatang”, mantan VJ MTV Jamie Aditya, dan kelompok campursari bersuasana jazz kental, Kua Etnika yang konsisten membunyikan east-meet-west, yang menggelitik dan menghibur dan
Selain itu ada penampilan RAN, band legendaris, Karimata dan Chagall, musisi wanita, bermusik meriah, dengan musik khas electronic-music.
BRI Jazz Gunung Series 1 : Bromo juga menghadirkan Papermoon Puppet Theatre, yang akan berpentas selama 2 hari pada tanggal 19 dan 20 Juli. Dimana salah satu pertunjukannya akan digelar pada hari Minggu pagi, di kawasan pedesaan sekitar venue Jazz Gunung Series 1: Bromo.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya akan menyajikan beragam musik, jazz and beyond. Bisa jazz, yang berolah bunyi dan rasa dengan ragam musik lain. Terutama dengan elemen musik etnik, yang dipersandingkan dengan harmonis dengan pengalaman bermusik yang matang,” jelas Bagas Indyatmono, CEO dari Jazz Gunung Indonesia.
Sigit Purnomo, Founder Jazz Gunung menyampaikan salah satu festival jazz pertama yang digelar di alam terbuka, bahkan di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Suhu bisa mencapai 6 hingga 7 derajat Celsius.
“Selama 17 tahun penyelenggaraan, baru tahun ini Jazz Gunung mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah lewat kehadiran Vinsensius Jemadu dari Kemenpar. Semoga dukungan kementerian tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi bisa diwujudkan agar manfaat ekonomi lebih terasa bagi masyarakat sekitar,” ujar Sigit di IFI Institute, Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar menegaskan dukungannya pada BRI Jazz Gunung Series ini. Ia berjanji untuk BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen di tanggal 9 Agustus 2025, telah berbicara dengan penyelenggara agar bisa berkolaborasi.
Ia mengunkapkan ada beberapa skema dukungan dari Kementerian Pariwisata. Pertama, amplifikasi promosi, Pihaknya akan menggunakan semua channel media promosi, termasuk LED, dan Videotron yang berada di depan Patung Kuda serta Kementerian Pariwisata.
“Agar nanti level of tendensinya jauh lebih banyak. Begitu juga media sosial yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Kedua, sarana dan prasarana berupa panggung, lighting, atau line up artis, Dan ketiga, adalah doa, agar event ini berjalan dengan lancar dan sukses.
“Event ini dilaksanakan di gunung jangan sampai nanti ada yang kedinginan dan lain-lain. Jadi kita mengharapkan ini berjalan dengan baik, lancar, dan sukses,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Andy F. Noya, Advisor Jazz Gunung menjelaskan Jazz gunung membuka seluas-luasnya kolobarasi dari berbagai unsur seni yang ada. Ia mencontohkan Jazz Gunung ini mengajak kolaborasi jenis musik yang lintas genre. Salah satunya mengundang Didi Kempot yang mendapatkan respon yang luar biasa.
“Penonton menyanyikan semua lagu-lagunya dalam suasana dingin dengan aransemen musik Jazz oleh Djaduk Ferianto kala itu,” ujarnya.
Andy menambahkan Jazz juga membuka diri bagi kesenian yang lain seperti sendratari, kesenian tari, atau kesenian dan tari. Seperti di Jazz Ijen Banyuwangi yang mengundang penari Gandrung, karena di sana ada Sewu Gandrung dan maestro sinden Bu Temu yang usianya sudah ‘sepuh’ sekali.
“Penonton ikut merinding menontonnya, dimana Bu Temu menyinden diringi oleh tarian sebagai pembuka Jazz Gunung Ijen waktu itu,” imbuhnya.
Ditegaskan Andy, semua bisa melihat kolaborasi antara jazz dan lainnya untuk menunjukkan bahwa musik jazz itu tidak ekslusif. “Kita membuka diri untuk berkolaborasi dengan seni-seni lainnya. Selain itu kita juga mengundang musisi internasional untuk datang dengan ciri khas musik lokal mereka,” jelasnya.
Sementara dalam BRI Jazz Gunung Series 2: Bromo akan tampil Lorjhu’, seorang film-maker sekaligus animator, Badrus Zeman, Natasya Elvira, Bintang Indrianto seorang bassits, Tohpati Ethnomission, Sal Priadi, Monita Tahalea dan musisi asal Perancis, Rouge.
Selanjutnya, BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen pada bulan Agustus 2025, yang diselenggarakan di Amphitheatre, Taman Gandrung Terakota, Banyuwangi.
Sederet musisi berpengalaman dengan penampilan unik, menarik, dan yang tentunya bakal mempesona penonton. Siapa saja mereka akan diumumkan dalam waktu dekat.