Follow Eventguide.id untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel
EVENTGUIDE.ID – Forum internasional Asia 20 Business Event Forum (A20) dan Indonesia Business Event Forum (IBEF) 2025 yang digelar pada 5–6 November 2025 di JIExpo Convention Centre & Theatre, Jakarta, resmi berakhir.
Dua agenda tersebut menandai sinergi kuat antara platform regional dan nasional dalam mendorong kemajuan industri business events di kawasan Asia.
Acara pembukaan pada Rabu, 5 November 2025, dilakukan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ni Luh Puspa, didampingi oleh Ketua Umum ASPERAPI Hosea Andreas Runkat, Presiden AFECA Dato’ Vincent Lim, Ketua Konvensi A20 Daswar Marpaung, serta Ketua Asia 20 IBEF 2025 Reza Abdullah.
Turut hadir pula perwakilan asosiasi industri pameran dari berbagai negara anggota AFECA (Asian Federation of Exhibition and Convention Associations).
Momentum tersebut menjadi semakin istimewa karena bertepatan dengan peringatan 20 tahun AFECA, yang menegaskan kontribusi dan kepemimpinan Asia, khususnya Indonesia dalam membangun ekosistem industri pameran dan konvensi yang profesional dan berdaya saing global.
Ketua ASPERAPI Hosea Andreas Runkat menyampaikan bahwa A20 dan IBEF menjadi simbol nyata semangat kolaborasi Asia untuk tumbuh bersama.
“Kolaborasi antara A20 dan IBEF akan menjadi aliansi berkelanjutan, jembatan pengetahuan, inovasi, dan katalisator pertumbuhan masa depan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh komunitas business event Asia,” ujar Andre.
Sementara itu, Presiden AFECA Dato’ Vincent Lim menyoroti pergeseran global yang kini menempatkan Asia sebagai kekuatan utama baru dalam industri pameran dan konvensi dunia.
“Asia bukan lagi pengikut Asia kini memimpin dunia. Tahun 2024 menjadi tonggak sejarah ketika Asia menjadi kawasan dengan ruang pameran terbesar di dunia, melampaui Eropa dan Amerika Serikat. A20 menjadi wadah bagi suara kolektif Asia untuk bersatu dan membangun masa depan industri ini dengan kejelasan dan tujuan bersama,” ungkapnya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ni Luh Puspa, menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas negara dan sektor yang terbangun melalui penyelenggaraan A20 dan IBEF 2025.
“Forum ini bukan sekadar dialog, melainkan katalis kuat untuk memperkuat jejaring nasional, membangun kemitraan baru, dan mempercepat pertumbuhan industri business event Indonesia,” ujarnya.
Ni Luh juga menekankan pentingnya posisi strategis event dalam menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Event dan pariwisata saling terhubung. Keduanya mendorong pergerakan wisatawan, menggerakkan ekonomi masyarakat, dan membuka peluang bagi UMKM. Ekosistem event bukan hanya panggung pertunjukan, tapi juga mesin penggerak ekonomi kreatif bangsa,” tambahnya.
Selama dua hari pelaksanaan, A20 dan IBEF 2025 menghadirkan serangkaian sesi inspiratif yang membahas tema besar “From Complexity to Clarity: The A20 Vision” dengan fokus pada ketahanan (resilience), kelincahan (agility), dan kepemimpinan (leadership).
Tiga Keynote Address dari tokoh perempuan berpengaruh di industri MICE Asia seperti Margaret Ma Connolly (Informa Markets in Asia), Dr. Supawan Teerarat (Thailand Convention & Exhibition Bureau/TCEB), dan Sonia Prashar (NuernbergMesse India) turut berbicara.
Para panelis membawakan topik terkait transformasi lanskap business events, peran kebijakan dalam kolaborasi regional, dan kepemimpinan Asia Selatan di pasar yang terus berkembang.
Sesi berlanjut dengan tiga panel diskusi utama yang membahas peran pemerintah dalam mendorong ekosistem MICE Asia, peran asosiasi di era modern, serta inovasi dan kolaborasi lintas sektor untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Para panelis berasal dari berbagai negara anggota AFECA seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong, bersama perwakilan dari Kementerian Pariwisata Indonesia.
ASPERAPI juga menggelar IBEF Expo 2025, pameran yang menghadirkan berbagai pelaku usaha industri pameran dan pendukungnya.
“Semangat A20 dan IBEF adalah gerakan yang menyatukan visi Asia, membangun jembatan antara ide dan aksi, antara kolaborasi dan pertumbuhan berkelanjutan,” tutup Hosea Andreas Runkat.



















