Hotel Grand Inna Bali Beach direvitalisasi menjadi pusat kesehatan. Kawasan itu dijadikan sebagai wisata kesehatan bertaraf internasional.
Revitalisasi Grand Inna Bali Beach ini terkait penetapan Sanur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kesehatan. Langkah revitalisasi juga dilakukan guna menyelamatkan hotel tersebut dari kerugian yang dialami selama pandemi COVID-19. Hal itu sudah dikatakan pengelola hotel, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) yang merupakan BUMN.
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menjelaskan Grand Inna Bali Beach diarahkan untuk melayani turis yang ingin menikmati wisata medis dan wellness. Wellness ini memang sedang naik daun, terutama di Bali yang dikenal memiliki layanan spa, pijat, hingga yoga untuk wisatawan.
“Arahnya ini menjadi KEK kesehatan. Salah satu aspek kesehatan itu adalah health tourism yang ada beberapa pilar. Salah satunya wellness tourism dan medical tourism,” ujar Sandiaga, Senin (8/8).
Sandiaga memaparkan, wisata kesehatan di Bali sangat potensial. Ini mengingat orang Indonesia menghabiskan US$11 miliar per tahun untuk layanan kesehatan di luar negeri.
“Padahal bisa sehat dan bugar di negeri sendiri. Tentunya kita wisata kebugaran di Indonesia saja. Jadi nanti di Bali kita arahkan menjadi daya tarik utama agar masyarakat Indonesia menggantungkan pelayanan kesehatan, bisa melirik di KEK kesehatan di Sanur, Bali,” katanya.
Sebelumnya, sebanyak 245 dari 381 karyawan yang di-PHK setuju untuk kembali bergabung dengan Grand Inna Bali Beach setelah revitalisasi selesai. Pengelola juga menjanjikan adanya lapangan kerja yang lebih besar usai revitalisasi.