Kelima musisi dan pekerja kreatif dunia musik Indonesia tersebut adalah gelombang pertama yang dipastikan menjadi pengisi sesi StarsTalk dan membahas berbagai isu dalam dunia musik.
Irfan Aulia akan membahas soal transformasi digital berkelanjutan di industri musik, Dewi Gontha akan membahas soal konser ramah lingkungan, kemudian Iwan Fals akan berbicara soal kekuatan musik sebagai gerakan sosial.
Lalu, Yura Yunita akan membahas soal fungsi musik sebagai platform kesehatan, dan Addie MS akan membahas soal arti penting pendidikan musik.
“Yang tampil pada acara pertama ini adalah para bintang, baik dari Indonesia maupun dari dunia. Mereka yang selama ini dikenal ada kaitan dengan isu lingkungan, kemudian juga adalah orang-orang yang punya pemahaman dan pengetahuan tentang digital economy,” kata salah satu Ketua Komite Pelaksana, Tantowi Yahya.
Masih ada lima pengisi yang akan diumumkan oleh penyelenggara menjelang pelaksanaan Pre-Event 1 M20.
Selain dari lima bintang yang akan memberikan materi dalam StarsTalk, Pre-Event 1 M20 juga akan menghadirkan Dr Shain Shapiro, Direktur Eksekutif dari Center for Music Ecosystems, untuk membacakan keynote speech soal peran musik untuk memengaruhi kebijakan publik.
Center for Music Ecosystems merupakan lembaga riset dan pengembangan global yang bertujuan memahami, meningkatkan, dan memperkaya ekosistem musik dan dampaknya secara ekonomi serta pengembangan masyarakat.
Selain Shapiro, musisi yang juga Ketua Yayasan Anugerah Musik Indonesia, Candra Darusman, juga menjadi keynote speaker dengan membahas perihal hak kekayaan intelektual.
Pre-Event 1 ini merupakan bagian dari rangkaian M20 yang berisi pembahasan berbagai isu dalam dunia musik, dalam rangka menguatkan isu utama Kepresidenan G20 Indonesia.
Kepresidenan G20 Indonesia yang puncaknya akan digelar di Bali pada 16-17 November 2022 membawa empat isu utama, yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi, Transformasi Ekonomi Digital, dan Krisis Pangan
Sementara untuk rangkaian M20, akan membahas mulai dari hak intelektual, keberlangsungan industri musik yang adil dan inklusif, transformasi digital berkelanjutan dalam industri musik, hingga soal konser ramah lingkungan, dan soal kesejahteraan pekerja kreatif.
Setelah Pre-Event 1 yang akan digelar pada Jumat ini, M20 akan dilanjutkan dengan Pre-Event 2 pada 14 Oktober secara daring, dan puncaknya berupa M20 Summit yang digelar hybrid di TMII Jakarta.
“Hasil konkret yang ditargetkan adalah ajakan bertindak, bagaimana transformasi digital industri musik dapat mendorong kontribusi positif bagi perekonomian negara G20; M20 Summit,” kata Tantowi Yahya.
“Dan peta jalan menuju industri musik yang berkelanjutan, membuka peluang ekonomi yang inklusif dan adil, konser ramah lingkungan, dan mainstreaming pendidikan musik,” sambungnya.
M20 sendiri diketuai Tantowi Yahya dan Candra Darusman sebagai Ketua Komite Pelaksana, kemudian Triawan Munaf dan Kadri Mohamad sebagai Wakil Ketua, serta diselenggarakan oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia dan United in Diversity.