Bentuk rasa syukur dan terima kasih, Pemerintah Provinsi Bali memasang sebanyak 2500 penjor di sepanjang jalan mulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga lokasi pertemuan dan hotel yang akan ditempati petinggi negara anggota G20, pada 15-16 November 2022.
Kehadiran penjor di perhelatan berkelas internasional, diakui Ketua Paruman Walaka PHDI Bali Profesor Dr I Gusti Ngurah Sudiana memberikan rasa bangga tersendiri.
“Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan dan ucap syukur mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun delegasi KTT G20,” kata Sudiana, Rabu (2/11/2022).
Di Bali, Sudiana menjelaskan, terdapat dua jenis penjor. Yaitu, penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran. Penjor pepenjoran itu dapat dipasang kapan saja.
Tak harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya. Penjor pepenjoran itulah yang disiapkan untuk menyambut para delegasi KTT G20.
Pada penjor pepenjoran atau penjor hiasan lazimnya tidak terpasang sanggah penjor dan sampian penjor. Jadi, penjor tersebut murni berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara.
“Secara pribadi saya juga berharap, perhelatan KTT G20 ini memberikan manfaat pula terhadap Indonesia, terutama Bali, sebagai lokasi puncak acara. Semoga bisa memberikan dampak positif ke segala bidang bagi kita semua,” harapnya.
Desain ribuan penjor untuk penyambutan delegasi KTT G20 yang diberikan ke desa adat merupakan yang paling istimewa. Seperti yang sering dilombakan di daerah Kerobokan. Adapun pemda menganggarkan untuk pembuatan dan pemasangan ribuan penjor itu sebesar Rp3,5 miliar.
Penjor-penjor tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis madya atau menengah yang akan dipasang di jalan raya. Dan jenis utama yang dipasang di venue utama G20, yakni Hotel The Apurva Kempinski (lokasi pertemuan) dan Kawasan Tahura Mangrove (lokasi jamuan makan-minum).