Boleh jadi inilah doa sekaligus harapan tiga serangkai Founder Resep – A Coffee Story yang terdiri dari Cepi Husada, Burhan Abe dan Antovany Reza serta 230 petani anggota Kelompok Tani Kopi Bukit Cimanong (KTKBC) Desa Lebak Muncang Ciwidey Kabupaten Bandung.
Doa dan harapan itu muncul dari kesan saat melihat puluhan sepeda motor modifikasi khusus berbaris panjang. Bukan mau beli bensin atau mau balap, antrean itu adalah rombongan petani kopi yang mau setor hasil panen cherry ke KTKBC. Kalau sudah musim panen begini, Ketua KTKBC dan tim kecilnya harus siap begadang sampai pagi, mengingat cherry dari petani ini harus segera direndam dan diproses maksimal dalam tempo 8 jam dari saat pertama kali dipetik. Sehari bisa 20-30 ton cherry yang datang dan tidak pernah bisa ditolak.
Berapa pun banyaknya yang dibawa petani, KTKBC pasti diterima dan dipastikan petani pulang dengan mengantongi uang tunai. Mengapa harus diterima ? Kalau ditolak,cherry yang dibawa berkarung-karung, akan jatuh ke tangan tengkulak dan harganya pasti jauh lebih murah.
Berangkat dari kegelisahan itulah, Resep – A Coffee Story lahir untuk mengelo mendukung kelompok tani kopi ini sebaik mungkin. Memproses cherry sampai menjadi green bean tepat waktu dan memasarkannya, agar ada kelangsungan produksi dan distribusi.
Resep kemudian merumuskan 4 program pokok. Pertama, perlunya upaya mengurangi ketergantungan permodalan petani di KTKBC terhadap bantuan kredit baik dari perorangan, swasta maupun pemerintah. Kedua, intensifikasi lahan kebun kopi. Ketiga, peningkatan efisiensi dan efektivitas produksi kelompok tani dan modernisasi peralatan produksi dan keempat adalah perluasan mitra kerja kelompok tani.
Guna mengakselerasi eksekusi program tersebut, Resep membawa program ini ke berbagai perusahaan swasta atau BUMN. Dan PLN sangat responsif terhadap program ini dengan ikut berpartisipasi mengembangkan kelompok tani Bukit Cimanong melalui dana hibah yang akan disampaikan secara bertahap selama 3 tahun ke depan.
Kopi Gunung Tambakruyung Ciwidey
Gunung Tambakruyung dengan ketinggian 1.994 mdpl, berada di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dan Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Di sanalah ”rumah” 230 anggota KTKBC dengan cakupan lahan lebih dari 200 hektare.
Kopi yang ditanam di daerah ini seakan menyerap keseluruhan citarasa dari wilayah Ciwidey. Biji kopinya memiliki rasa yang kaya/flavorful serta aroma yang khas.
Sensasi rasa seperti karamel mentega serta manis cokelat akan ditemui di tipe biji kopi ini. Dengan karakter body yang kuat, membuat kopi Ciwidey terasa menyegarkan dengan rasa akhir yang lembut dan tahan lama.
World Class Coffee
Karakter body, acidity (keasaman) dan ada rasa manis inilah yang menarik minat Nespresso – produsen kopi kapsul kelas dunia – untuk membeli green bean dari KTKBC. ”Alhamdulillah, doa itu perlahan menemukan jawaban,” ucap Cepi Husada, Founder Resep.
Musim panen 2021 ini, KTKBC beroleh kontrak kuota pembelian biji kopi dari Nespresso melalui Olam Indonesia.
Biji kopi yang dipanen para petani KTKBC di sub cluster Ciwidey ini akan diolah Olam Indonesia menjadi green bean. Biji kopi ini lalu diterbangkan ke Swiss untuk di-roasting oleh Nespresso. Hasil akhir yang dipasarkan perusahaan ini dari kopi Ciwidey adalah kapsul kopi.
Luar biasa. Dan rasa syukur ini terlihat dari raut wajah para petani. ”Seperti dapat durian runtuh, dapat hibah dari PLN dan belakangan kontrak dari Olam untuk Nespresso,” ucap salah satu petani anggota KTKBC berseri-seri.
Ini adalah sepotong kisah awal kolaborasi Kelompok Tani Kopi Bukit Cimanong dengan Resep – A Coffee Story.