Puluhan Biksu Tudong tiba di candi Borobudur pada Senin, (20/5). Mereka telah menempuh perjalanan sejauh 60 km dari Semarang. Tahun ini merupakan yang kedua kali para biksu melakukan perjalanan Thudong menjelang Waisak.
Para biksu yang melakukan perjalanan spiritual ini berasal dari Thailand, Singapura, Malaysia, Korea, dan Indonesia. Perjalanan ini dipimpin Bhante Kamsai Sumano Mahathera.
Mereka masuk kawasan candi melalui pintu gerbang Kalpataru. Selanjutnya mereka menuju ke restoran Manohara untuk melepas lelah, sebelum naik ke bangunan candi. Minuman dan makanan ringan sudah disediakan panitia untuk disantap para biksu, sekaligus memulihkan stamina.
Bhante Kamsai mengatakan, selama melakukan perjalanan thudong, dirinya merasa mendapatkan banyak hal baru. Salah satunya, masyarakat di sepanjang perjalanan selalu menyambut mereka, terutama anak-anak sekolah.
Salah satu bhikkhu thudong dari Thailand, Phraathikan Suphit yang baru pertama kali ikut thudong mengaku tidak menyangka, karena ternyata Indonesia seperti ini. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, menyambut para bhikkhu thudong dengan suka cita.
GM PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Jamal Mawardi yang juga ikut menyambut kedatangan bhikkhu thudong mengatakan, pihak TWCB menyambut kedatangan mereka, sebagai apresiasi atas perjalanan mereka dari Semarang dan berakhir di Candi Borobudur. Mereka yang menyambut beberapa diantaranya dari DPP Walubi, Walubi Jateng, Pemkab Magelang dan juga In Journey.
Para bhikkhu thudong mengakhiri perjalanan mereka dengan melakukan pradaksina di struktur candi dan berdoa.
Thudong merupakan tradisi berjalan kaki yang dilakukan oleh para bhikku menjelang perayaan puncak Tri Suci Waisak. Jalan spiritual yang bertujuan untuk pelatihan hidup sederhana, secukupnya, dan melepaskan dari keduniawian.
Tahun ini, Thudong dimulai dari Kota Semarang menuju lokasi Tri Suci Waisak 2024 di Candi Borobudur, dengan menempuh kurang lebih 100 kilometer.