Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan akan mengembangkan paket-paket wisata religi berbasis Masjid Nusantara yang memiliki nilai sejarah peradaban agama Islam di Indonesia.
“Kami sedang mengembangkan wisata berbasis masjid. Jadi seluruh masjid nusantara akan kami rangkaikan dalam paket wisata. Dan kami mulai hari ini di Masjid Jami Lasem dengan Museum Islam Nusantara Lasem yang akan menjadi daya tariknya,” kata Menparekraf Sandiaga saat soft opening Museum Islam Nusantara, di Lasem, Jateng.
Sandiaga pun mengapresiasi pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan Museum Islam Nusantara. Selain sebagai ruang peninggalan sejarah Islam, juga sebagai bukti akulturasi masyarakat di Kecamatan Lasem yang hidup berdampingan secara harmonis. Keberagaman masyarakatnya terdiri dari etnis Jawa, Tionghoa, dan Arab.
Hal unik dari Museum Islam Nusantara terletak pada bentuk bangunannya yang menyerupai Rumah Gadang khas Sumatera Barat, yang juga diberi sentuhan Rumah Adat Jawa. Uniknya lagi, museum ini dibangun di kawasan pecinan.
“Jadi ini merupakan hasil akulturasi karena terinspirasi dari tokoh ulama Lasem KH. Ma’shum Lasem yang merupakan keturunan Sultan Minangkabau dan KH. Baedlowi keturunan ningrat Jawa,” ujar Sandiaga.
Museum Islam Nusantara sendiri terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama berisi arsip dan benda-benda bersejarah. Di lantai kedua terdapat rangkaian sejarah lengkap dengan figur-figur penting mulai dari Walisongo hingga sosok Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid.
Kemudian di lantai ketiga terdapat ornamen kaligrafi Alquran 30 juz yang dipahat di kayu jati baik secara manual maupun menggunakan mesin.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan ini. Mudah-mudahan dalam waktu singkat Bapak Wakil Presiden Ma’ruf Amin berkenan untuk membuka secara resmi Grand Opening Museum Islam Nusantara,” kata Sandiaga.
Selain Masjid Jami Lasem yang menjadi lokasi Museum Islam Nusantara, di Jawa Tengah juga ada Masjid Al Manshur Wonosobo, yang menjadi tempat bermulanya penyebaran ajaran agama Islam di Kabupaten Wonosobo.
“Banyaknya masjid bersejarah di sepanjang Pulau Jawa menjadi salah satu kekuatan bagi upaya pengembangan wisata religi berbasis masjid bersejarah nusantara,” pungkasnya.