Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Solo dengan salah satunya menjadikan kota di Jawa Tengah itu sebagai destinasi unggulan MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition).
“Kita melakukan dialog untuk meningkatkan MICE dan juga pengembangan batik di Kampung Laweyan agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya target capaian penciptaan lapangan kerja 1,1 juta di tahun ini dan 4,4 juta di tahun 2024,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga menuturkan Kota Solo sebagai salah satu destinasi unggulan MICE tanah air memiliki potensi yang tinggi. Menurutnya Kota Solo juga telah membuktikan diri berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan berbagai event mulai dari tingkat nasional hingga internasional.
Ia menyebutkan diantaranya Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Haul Solo 2022, International Wellness Tourism Conference and Festival 2022, dan ASEAN Paragames Solo 2022 beberapa waktu lalu.
“Ke depan kita bisa rancang bersama berbagai penyelenggaraan kegiatan internasional. Kita akan melakukan revitalisasi terutama dalam penyelenggaraan MICE, agar lebih ditingkatkan lagi untuk menjadikan Solo sebagai destinasi event internasional,” ujarnya.
Sandiaga mengajak KADIN Kota Solo khususnya untuk berkolaborasi bersama pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kami bisa membuat konferensi internasional tentang batik dan ini pasti peminatnya luar biasa. KADIN juga ada keinginan untuk mengusulkan pembukaan penerbangan internasional langsung paling tidak dari beberapa kota besar di Asia Tenggara, baik ke Semarang ataupun Surakarta,” kata Menparekraf Sandiaga.
Terkait batik, Menparekraf Sandiaga mengatakan industri ini memiliki potensi dan kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara. Industri batik mampu menyerap 200.000 tenaga kerja pada 47.000 unit usaha batik di 101 sentra di seluruh Indonesia.
Ia mengungkapkan produk batik Indonesia juga sangat diminati oleh pasar mancanegara, dimana nilai ekspor batik pada tahun 2021 mencapai 46,24 juta dolar AS.
“Untuk mengembangkan industri batik nasional, Kemenparekraf bersama stakeholder terkait sedang menyiapkan standar kompetensi kreasi batik. Tujuan dari disusunnya standar kompetensi ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM pengusaha batik, serta meningkatkan sinergi antara stakeholder dalam pengembangan batik,” kata Sandiaga.